Selasa, 24 April 2012

Sejarah (Kekuatan dan Gerak Sejarah)


KEKUATAN DAN GERAK SEJARAH

A.          KEKUATAN SEJARAH
         Carl G. Gustavson dlam A Preface of  History mengidentifikasikan enam kekuatan sejarah, yaitu:
1.            Ekonomi
Dari sejarah dunia kita belajar bahwa eksplorasi Eropa ke Dunia Timur ialah karena alasan ekonomi.  Pada zaman Orde baru, berdirinya organisasi pengusaha juga dimaksudkan untuk meningkatkan ekonomi anggota dan bargaining power.  Dalam ekonomi internasional ada OPEC dan ada kerjasama regoional APEC.  Dapat disimpulkan bahwa faktor ekonomi merupakan salah satu faktor penyebab lahirnya sejarah
.

2.            Agama
Gerakan-gerakan tarekat di Aceh pada awal abad ke-17, adalah semata-mata karena alasan agama.  Demikian juga mata rantai gerakan tarekat di Indonesia sampai sekarang, yang tidak lepas dari motif agama.  Penyebaran Islam di Jawa mula-mula adalah gerakan keagamaan sebelum menjadi gerakan sosial, kultural dan politik.  Pada zaman pergerakan nasional, gerakan yang khusus keagamaan diantaranya Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama.  Hal ini menunjukkan bahwa agama ikut berpartisipasi dalam terbentuknya sejarah.

3.            Institusi
Dalam sejarah Indonesia, institusi, terutama negara juga merupakan kekuatan yang menggerakkan sejarah. Untuk menguasai ekonomi, institusi politik merupakan cara yang efektif.  Dalam pergerakan nasional, partai-partai politik didirikan untuk mempermudah penyebaran, pengorganisasian dan pencapaian cita-cita.

4.            Teknologi
Dengan datangnya teknologi baru dengan mesin-mesin, mengubah pola hidup manusia yang pada awalnya menggunakan alat-alat tradisional, menjadi beralih menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.  Secara diam-diam, teknologi telah mengubah kehidupan  manusia.

5.            Ideologi
Pada awal abad ke-20 pemikiran tentang kemajuan menjadi penggerak utama untuk meninggalkan pandangan tradisional serta gerakan antiadat.  Gerakan nasionalisme merupakan ideologi yang melahirkan banyak lembaga politik.  Pancasila yang merupakan common denominator bagi seluruh bangsa Indonesia adalah ideologi yang telah menjadi persetujuan bersama, juga merupakan kekuatan sejarah.  Telah dibuktikan sepanjang sejarah Indonesia bahwa ia merupakan ideologi yang efektif.

6.            Militer
Peran yang diambil tentara bangsa Indonesia dalam Proklamasi sangat besar.  Peran tentara sangat penting, terutama dengan keberhasilannya dalam memadamkan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi dimasyarakat. Tentara juga merupakan kekuatan riil dan kekuatan sejarah yang harus diperhitungkan.  Berdirinya orde baru di Indonesia juga tak bisa dipisahkan dari peranan militer. Andil militer cukup besar dalam terciptanya sejarah-sejarah.
.
Kita masih dapat menambahkan:
1.            Individu
Para Nabi, filsuf, pendiri mazhab, pendiri sekte, dan pemikir adalah individu yang mengubah sejarah.  Catatan dalam babad, hikayat, tambo dan dongeng menunjukkan pentingnya individu.  Individu sebagai kekuatan sejarah lebih tampak lagi dalam kegiatan kreatif.  Selain biografi, dapat pula ditulis psikohistori atau prosopografi (biografi kolektif) tentang orang penting.

2.            Seks
Dahulu, orang memahami perbedaan pria dan wanita lebih pada perbedaan biologis yang tak berubah, namun sekarang sudah digantikan dengan konsep gender yang menitikberatkan perbedaan pria dan wanita dalam pandangan sosial budaya yang bisa berubah.  Seks menjadi pendorong lahirnya pelayanan, seperti majalah dan tabloid khusus wanita.  Sebagai akibatnya, akhir-akhir ini muncul kecenderungan unisex pada masyarakat.

3.            Umur
Masyarakat tradisional mengenal kelompok umur yang dibedakan dalam berbagai fungsi.  Cara membesarkan anak berbeda sesuai tempat, daerah, agama, adat, kelompok sosial, perkembangan dan pengaruh luar.  Dengan tidak sadar, ternyata umur menentukan perkembangan dunia bisnis/usaha.  Umur juga berpengaruh pada dunia politik, agama serta budaya.

4.            Golongan
Kata “golongan” dipakai untuk menggantikan social class yang dipersangkakan orang sebagai milik khas kaum Marxis, padalah itu adalah konsep umum yang banyak dipakai dalam sosiologi.  Munculnya golongan-golongan tertentu, seperti golongan pemuda, mahasiswa, pelajar, buruh dan tani, serta priyayi menjadi salah satu penyebab lahirnya sejarah.

5.            Etnisitas dan ras
Etnisitas dan ras menduduki peran penting dalam pertumbuhan kota tradisional.  Kota-kota yang menjadi tujuan migrasi, sejarah kotanya sangat erat kaitannya dengan dinamika etnisitas masing-masing.  Di kota-kota besar di Indonesia, sering terjadi konflik yang disebabkan oleh persoalan etnisitas dan ras.  Peristiwa itu masih terjadi sekarang, meskipun hal itu dianggap sebagai pelanggaran SARA. 

6.            Mitos
Mitos sebenarnya menjadi bagian budaya.  Untuk Indonesia, mitos benar-benar menjadi kekuatan sejarah.  Kebanyakan mitos Indonesia menceritakan masa lalu.  Tetapi ada mitos baru, seperti mitos tentang peranan laut, bangsa, Negara, partai, ideology.  Mitos  yang cukup populer di kalangan masyarakat adalah mitos mengenai Ratu Adil.



7.            Budaya
Periodesasi sejarah Eropa sampai abad ke-19 banyak dipengaruhi pertimbangan budaya.  Budaya-budaya Eropa sangat mempengaruhi perkembangan budaya yang ada di Indonesia.  Pengaruh budaya Eropa tidak hanya berhenti dalam cara berpikir, tetapi juga cara merasa dan bekerja.  Di Indonesia, sekarang sedang berlangsung persaingan kebudayaan: nasional dan internasional, modern dan tradisional, nasional dan lokal, pusat dan daerah semuanya dengan perangkat masing-masing.

Kadang-kadang kekuatan sejarah itu berjalan sendiri, kadang-kadang terjadi secara bersamaan.  Sebuah revolusi terjadi bila kekuatan-kekuatan sejarah bergabung.

B.           GERAK SEJARAH

1.            Motor Penggerak Sejarah
Adapun yang dapat diaggap sebagai motor penggerak dalam sejarah manusia ialah:
a.          Manusia
        Manusia bertanggung jawab atas kesinambungan dan perubahan sejarah.  Manusia menentukan jalannya peristiwa-peristiwa.  Akan tetapi selain menentukan dengan adanya tenaga dan kemauan yang ada di dalam dirinya, manusia juga ditentukan oleh tenaga-tenaga yang berada di luar dirinya sendiri.

b.         Geografi
        Bumi yang merupakan dunia fisik dimana manusia hidup dan sejarah berlangsung.  Peranan manusia dipengaruhi dan dibatasi oleh dunia fisik yang berada di luar dirinya seperti faktor-faktor geografi, iklim, tanah, dan sumber dasya alam.  Sebagai bagian dari dunia fisik, manusia mempunyai garis-garis keturunan yang disebut ras.

c.          Kebudayaan
        Manusia sebagai makhluk sosial dipengaruhi oleh masyarakat dimana ia hidup: iklim intelektual, kehidupan ekonomi, sikap moral dan agama.  Jadi intra-aksi manusia dalam ruang lingkup sosial budaya tertentu cukup mempunyai dampak yang perlu diperhatikan.

d.         Supranatural
        Bagi manusia yang percaya bahwa anusia adalah makhluk Tuhan, dimana asal-usul dan tujuannya ditentukan oleh-Nya, maka Tuhan mempunyai kepentingan di dunia ni pada manusia dan kegiatannya.

2.            Determinisme dan Free Determination
Determinisme adalah suatu paham yang menganggap semua kejadian atau tindakan manusia merupakan konsekuensidari kejadian dari luar atau dipengaruhi faktor luar.
Free Determination (keputusan bebas), artinya manusia bebas menentukan dan mengambil keputusan atau bebas menentukan jalannya sejarah.  Bentuk-bentuk penafsiran deterministik adalah:
a.          Determinisme Rasial
Adanya teori “Survival of the fittest” (teori seleksi alam: yang bertahan hidup adalah yang bias menyesuaikan dengan alam) dalam sejarah masyarakat dan bangsa.  Teori tersebut dikemukakan oleh Darwin.  Persaingan antaraa individu, perusahaan, bangsa, menjamin berlangsungnya survival of the fittest, yaiut untuk menyingkirkan yang “tidak kuat”, kecuali jika dihambat oleh faktor-faktor buatan tertentu pada proses “seleksi alam”.

b.         Interpretasi Geografi
Para sejarawan melihat dari segi fisik sebagai pembuat sejarah, sehingga mengecilkan peranan manusia.  Mereka mencari kunci sejarah dalam lingkungan fisik seperti faktor-faktor geografis seperti iklim, tanah, distribusi flora dan fauna, sumber daya alam, yang dianggap sebagai pengontrol sejarah.
c.          Interpretasi Ekonomi
Filsafat sejarah lain juga deterministic adalah cara produksi dalam kehidupan ekonomi suatu bangsa menentukan karakter umum sejarah bangsa.  Segal aide, pandangan politik dan lembaga, teori-teori sosial dan nilai-nilai moral ditentukan oleh kondisi-kondisi ekonomi masyarakat itu, dalam metode memenuhi kebutuhan hidup, dalam cara produksinya.
Kelemahan utama dari penafsiran determinisme rasial, geografi, dan ekonomis adalah mengurangi peranan manusia sebagai pelaku sejarah yang memiliki free will dan free determination.

d.         Penafsiran (Teori) “Orang Besar”
Yang dimaksud  dengan tokoh-tokoh besar misalnya para negarawan, kaisar, raja, panglima perang, jenderal dan para nabi.

e.          Penafsiran Spiritual (Idealistik)
Penafsiran ini erat hubungannya dengan peran jiwa (spirit, soul) ide (cita-cita) manusia dalam perkembangan sejarah.

f.          Penafsiran Ilmu dan Teknologi
Penafsiran ini mencoba melihat kemajuan manusia mempunyai hubungan langsung denga kemajuan ilmu alam dan teknologi.  Sehingga menentukan kehidupan dan kegiatan ekonomi manusia.

g.         Penafsiran Sosiologis
Penafsiran ini melihat asal-usul, struktur dan kegiatan masyarakat manusia dalam interaksinya dengan lingkungan fisik yang bersama-sama maju dalam suatu proses evolusi.

h.         Penafsiran Sintetis
Menggabungkan semua faktor atau tenaga yang menjadi penggerak sejarah.  Tidak ada satu “sebab tunggal” yang cukup untuk menjelaskan semua fase dan periode perkembangan sejarah.


3.            Pola Gerak Sejarah
Ada empat pola gerak sejarah, yaitu:
a.                                              Pola siklus (pola lingkaran), yaitu setiap kejadian/peristiwa akan terjadi lagi atau terulang kembali, sehingga kejadian itu tidak ada ujung dan pangkalnya.
Yang menganut pola siklus ini adalah zaman sejarah pra modern, meliputi agama Hindu, Budha, Kristen dan Islam.
Pola ini dianut pula pada zaman Modern, yang dikemukaan oleh:
1)         Arnold Joseph Toynbee (1889-1975)
2)         Oswald Spengler (1880-1936)
3)         P. Sorokin (1889)
4)         Orang Jawa

b.                                             Pola evolusi ini berprinsip bahwa manusia bergerak kearah kemajuan, tetapi proses kemajuan ini berjalan pelan-pelan.  Karena dalam perkembangannya manusia dibatasi oleh keadaan alam, sehingga dia harus melakukan adaptasi.
Pola ini dianut pada saat gerak revolusi pada zaman Era Modern.

c.                                     Pola progress ini berprinsip sama dengan pola evolusi, namun berbeda secara frontal dalam memandang suatu esensi.  Tokoh pola ini adalah Karl Marx, Marx berkeyakinan bahwa yang esensi dalam hidup in adalah materi (ekonomi).  Bahwa kehidupan manusia dikuasai oleh kepentingan ekonomis.
        Pola ini dianut pada saat gerak progress (radikal) pada zaman Era Modern

d.                                             Pola ini dinamakan pola siklus berbentuk spiral, artinya selalu ada perulangan kembali tetapi tidak kembali ke titik awal, melainkan ke titik yang lebih tinggi sehingga seluruhnya merupakan gerak ke arah kemajuan
Pola ini dikemukakan oleh G.B. Vico, dan dianut pada zaman Modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar