Jumat, 27 April 2012

Sejarah (Periodisasi Sejarah)


PERIODISASI SEJARAH

Pembagian waktu merupakan pokok cerita sejarah.  Pembagian atas dasar pengelompokan ini, babakan dan waktu tertentu di dalam sejrah disebut:  babakan waktu atau pembagian waktu (waktu sejarah dibagi-bagi, dihimpun dna disusun dalam beberapa zaman), serialisasi (dari bahasa Inggris “serialization”, serial=babak) atau periodisasi (dari bahasa belanda “periodesering” periode=babak).  Babakan waktu memberi bentuk dan corak cerita sejarah.  Dasar-dasar penyusunan babakan waktu terletak pada pengaruh pandangan hidup sejarawan
Kajian periodisasi sejarah  melalui konsep ruang (dimensi spasial). dan konsep waktu (dimensi tomperer).  Mengungkap ikhtisar sejarah dapat melalui jiwa, pola, dan struktur urutan kejadian.  Ikhtisar sejarah disusun berdasarkan perkembangan politik, perekonomian, kesenian, agama, sosial budaya dan lain-lain.  Ikhtisar sejarah berguna untuk mengadakan tinjauan menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa dan saling berhubungan dengan berbagai aspek.
Jenis-jenis periodesasi yaitu (1) abad, (2) pergantian dinasti dan (3) kategori sejrah politik.  Pedoman yang digunakan untuk periodisasi yaitu; (1) keyakinan, (2) pandangan hidup, (3) filsafat, dan (4) agama. 

A.       Tujuan Periodisasi Sejarah:
a.       Memudahkan pengertian
b.      Melakukan penyederhanaan
c.       Memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
d.      Klasifikasi dalam ilmu sejarah

Dengan tujuan pembabakan waktu ini, maka akan jelaslah kerangka ceritanya dan kerangka cerita ini merupakan penjelmaan pandangan hidup, dasar filsafat serta tafsiran sejarawan.  Sebab tanpa penjelasan dan tafsiran, fakta-fakta masa lalu akan menjadi kronik, amal atau catatan detik-detik peristiwa.

B.        Kriterium Babakan waktu
Beberapa faktor yang dijadikan dasar kriterium antara lain sebagai berikut:
a.       Faktor geografis, menunjukkan lokasinya
b.      Faktor kronologis, menunjukkan waktu
c.       Babakan waktu atas dasar dinasti, keluarga raja atau Wamca
d.      Pembagian atas dasar agama
e.       Babakan waktu yang melukiskan perjuangan manusia
f.       Babakan waktu atas dasar ekonomi: melukiskan kehidupan manusia sebagai homo ekonomikus.
g.      Pembabakan waktu atas dasar evolusionisme, melukiskan gerak maju manusia menuju kesempurnaan hidup
h.      Faktor produksi sebagai dasar babakan waktu. 

Contoh babakan perkembangan manusia (versi di Eropa), sebagai berikut:
a.       Pra sejrah
b.      Kebudayaan kuno
c.       Bangsa-bangsa Stepa/Nomads
d.      Eropa Kuno (mengenal bahasa-bahasa)
e.       Yunani, Romawi Kuno
f.       Agama Budha
g.      Agama Zaman Al-Masih
h.      Agama Nasrani di Timur Tengah
i.        Agama Islam
j.        Kerajaan Allah
k.      Kerajaan manusia (1400-1800)
l.        Zaman Mesin berkuasa (abad ke-19)
m.    Zaman Massa berkuasa (abad ke-20)

Tipe Babakan melukiskan zaman tertentu:
a.       Zaman sebelum ada tulian
b.      Permulaan sejrah
c.       Sejarah kuno sebelum agama nasrani
d.      Zaman agama nasrani berkembang
e.       Zaman pertumbuhan agama protestan dan kapitalisme
f.       Zaman revolusi industri, ekspansi, kolonialisme dan imperialisme.

C.       Babakan Waktu Sejarah Indonesia
Sejarah Indonesia dengan sendirinya akan menyangkut kehidupan bangsa Indonesia sebagai keseluruhan dan kesatuan wilayah yang seutuhnya, sehingga tidak mengherankan apabila Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 ditetapkan sebagai dasar interpretasi sejarah Indonesia.  Hal ini tidak perlu diragukan lagi, karena Pancasila sebagai filsafat mempunyai nilai-nilai universal seperti ke-Tuhan-an yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Adapun sejarah Indonesia itu melalui beberapa Zaman dibagi atas tiga babakan waktu.  Pertama, zaman praehistoria, bermula sejak terbentuknya Nusa dan Tubuh Indonesia dan berakhir ketika sejarah tentang bangsa Indonesia, yang dapat dibuktikan dengan bahan-bahan tulisan, yaitu pada permulaan tarikh Masehi.  Kedua yaitu zaman protohistoria (mula sejarah) yang bermula pada permulaan abad VII.  Semenjak itu bermulalah zaman historia sampai kepada zaman sekarang.  Ujung pangkal ketiga zaman tersebut di atas tidaklah sama di seluruh dunia, karena berhubungan erat dengan pemakaian huruf atau aksara yang memang tak sama pada berbagai daerah peradaban sejarah.
Contoh babakan waktu sejarah Indonesia, menurut buku “Geschiedenis van de Nederlandsch Oost-Indische Bezettingen 1972”, karangan J-J. Meinninsma
1.      Nederlandisch-Indie sebagai milik VOC
a)         Penegakan pemerintah Belanda di Hindia Timur (1605-1678)
b)         Perluasan kekuasaan Nederland di Hindia Timur (1678-1757)
c)         Keruntuhan kekuasaan Nederland di Hindia Timur (1757-1800)
2.      Nederlandsch-Indie sebagai milik Negara Nederland
a)         Jatuhnya pemerintah Belanda dan masa peralihan (1800-1816)
b)         Pemerintah Belanda (1816-1836)
c)         Perluasan kekuasaan Nederland di Kepulauan Hindia (1832-1872)

        “Geschiedenis van Indonesia” karangan H.J. de Graaf 1949.
1.      Orang Indonesia dan Asia Tenggara
a)         Zaman Hindu
b)         Zaman penyiaran Islam
2.      Bangsa Barat di Indonesia (1511-1800) yaitu sejarah VOC
3.      Orang Indonesia di zaman VOC (1600-1800)
4.      VOC di luar Indonesia
5.      Orang Indonesia di dalam lingkungan Hindia-Belanda (sesedah 1800)

Dalam”6000 Tahnun Sang Merah Putih”, babakan waktu sejrah Indonesia mula-mula mendapat perwujudan sebagai berikut:
1.      Zaman pra-sejarah
2.      Zaman proto historis
3.      Zaman Sriwijaya- Syailendra
4.      Zaman Singosari-Majapahit
5.      Zaman penyusunan kemerdekaan Indonesia
6.      Abad proklamasi kemerdekaan
Kemudian mengalami perubahan perumusan sebagai berikut:
1.      Zaman pra-sejarah
2.      Zaman proto sejarah
3.      Zaman nasional
4.      Zaman internasional
5.      Abad proklamasi
Babakan waktu berdasarkan kebangsaan mempunyai cirri-ciri:
1.      Menonjolkan kesatuan bangsa
2.      Melukiskan kebesaran dan kejayaan Negara
3.      Bersumber dan berpangkal kepada kesaktian, kesatuan dan kebesaran

Babakan waktu sejarah atas dasar kebangsaan hendaknya disusun dengan memperhatikan syarat ilmiah universal dan obyektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar