MAKALAH
MATA
KULIAH BAHASA INDONESIA
PENULISAN KARYA
TULIS ILMIAH DAN PENYUSUNAN PROPOSAL SKRIPSI
Disusun
Oleh:
Nunung Khusnul Khotimah (10402241001)
PROGRAM
STUDI
PENDIDIKAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan
yang sangat penting, berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara. Fungsi dari Bahasa Indonesia
sebagai bahasa negara sangat erat hubungan dengan dunia pendidikan yaitu Bahasa
Indonesia sebagai pengantar di dalam dunia pendidikan serta sebagai alat
pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hal inilah yang menyebabkan transformasi ilmu
dari pendidik kepada peserta didik, baik berupa lisan dan tulisan menggunakan
Bahasa Indonesia.
Salah satu
bentuk transformasi ilmu berupa tulisan adalah karangan ilmiah. Jenis-jenis karangan ilmiah antara lain: makalah,
kertas kerja, laporan praktik kerja, skripsi, tesis, disertasi. Karakteristik dari karangan ilmiah adalah Karangan
ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Namun, tak semua orang mengetahui bagaimana
cara membuat metodologi penulisan yang baik dan benar, tak terkecuali para
mahasiswa di Perguruan Tinggi.
Tak
mengherankan, apabila metodologi penulisan menjadi salah satu unsur penghambat
dalam penulisan karya ilmiah, khususnya bagi para mahasiswa yang akan membuat tugas
akhir berupa skripsi, tesis dan disertasi.
Hal inilah, yang mendorong penulis dalam makalah ini untuk membahas
lebih mendalam mengenai penyajian fakta yang ditulis berdasarkan metodologi
penulisan yang baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara mengorganisasi karangan, mengenai
penentuan tema, topik, tesis, dan judul?
2.
Bagaimana cara penulisan bagian pendahuluan
karangan?
3.
Bagaimana cara penulisan bagian isi karangan?
4.
Bagaimana cara penulisan bagian simpulan atau
penutup karangan?
5.
Bagaimana cara penulisan kutipan, catatan kaki
dan daftar pustaka?
6.
Bagaimana cara menyusun proposal skripsi?
C. Tujuan
1.
Mengetahui cara mengorganisasi karangan,
mengenai penentuan tema, topik, tesis, dan
judul?
2.
Mengetahui cara penulisan bagian pendahuluan
karangan?
3.
Mengetahui cara penulisan bagian isi karangan?
4.
Mengetahui cara penulisan bagian simpulan atau
penutup karangan?
5.
Mengetahui cara penulisan kutipan, catatan kaki
dan daftar pustaka?
6.
Mengetahui cara menyusun proposal skripsi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. 1. Organisasi Karangan, Mengenai Penentuan Tema, Topik, Tesis, dan
Judul
a.
Organisasi karangan
Organisasi
karangan atau kerangka karangan adalah pengelompokan dan pengamatan jenis fakta
dan sifatnya menjadi kesatuan yang bertautan.
Kerangka
karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara
sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
Manfaat Kerangka Karangan:
1)
Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh,
dan terarah.
2)
Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka
karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang,
sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara
gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan
dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
3)
Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum
mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang
berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga
mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat
secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian
harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda
yang dapat memikat perhatian pembaca.
4)
Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada
kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai
kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai
dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang
tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya
mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan
pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang
demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih
dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak
dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan
diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
5)
Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan
mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah
mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan
pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan
di bagian mana dalam karangannya itu.
Pola Susunan Kerangka Karangan
1)
Pola Alamiah Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan
unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu
susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasarkan
urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada.
2)
Pola Logis Pola logis berdasar urutan:
a)
klimaks – anti klimaks
b)
umum – khusus
c)
sebab – akibat
d) proses
Macam-macam Kerangka Karangan
Berdasar Sifat Rinciannya:
1)
Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
cukup
terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a)
topiknya tidak kompleks
b)
akan segera digarap
2)
Kerangka Karangan Formal:
terdiri
atas tiga tingkat, dengan alasan:
a) topiknya sangat kompleks
b) topiknya sederhana, tetapi tidak segera
digarap
Kerangka karangan adalah
pengelompokan dan pengamatan jenis
fakta dan sifatnya menjadi
kesatuan yang bertautan.
Contoh
organisasi karangan:
LEMBAR
PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR
SINGKATAN DAN LAMBANG
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
1.2 Pembatasan
Masalah
1.3 Tujuan
Penelitian
1.4 Kerangka
Teori
1.5 Sumber Data
1.6 Sistematika
Penulisan
BAB II LANDASAN
TEORI
2.1 …
2.2 …
BAB III METODE
PENELITIAN DAN KAJIAN
3.1 …
3.2 …
BAB IV ANALISIS
DATA
4.1 …
4.2 …
BAB V SIMPULAN
DAN SARAN
5.1 …
5.2 …
RAGANGAN
SKRIPSI SEMENTARA
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR KAMUS
LAMPIRAN DATA
b.
Penentuan Tema
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu
yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema
adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah
dalam cerita. Dalam tema tersirat amanat atau tujuan pengarang menulis cerita.
Tema dalam cerpen dapat terjabar dalam setiap satuan peristiwa dalam cerita,
misalnya melalui tingkah laku atau jalan hidup pelakunya.
Tema juga dapat
berarti ide dasar, ide pokok atau gagasan yang menjiwai seluruh karangan yang
disampaikan. Ada beberapa contoh tema
misalnya Tema Kemerdekaan, Tema Ramadhan, Tema Idul Fitri, Tema Natal, Tema
Global Warming, Tema Penghijauan, Tema Sekolah, Tema Tempo dulu dan lain
sebagai nya.
Tema adalah sesuatu
yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.
Dalam tema tersirat amanat atau tujuan pengarang menulis cerita. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang
mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok
bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah
tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti
menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh
penulis.
c.
Penentuan Topik
Topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti
tempat, dalam tulis menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi
landasan penulisan suatu artikel. Lima syarat dalam memilih
topik.:
1)
Topik
itu ada manfaatnya dan layak untuk dibahas.
2)
Topik
itu cukup menarik terutama bagi penulis.
3)
Topik
itu dikenal baik oleh penulis.
4)
Bahan
yang diperlukan diperkirakan dapat diperoleh dan cukup memadai.
5)
Topik
itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Cara memilih topik yang baik dalam
karya ilmiah adalah sebagai
berikut:
1)
Topik itu sudah
dikuasai
2)
Topik itu paling
menarik perhatian
3)
Topik itu ruang
lingkupnya terbatas
4)
Data itu objektif
5)
Memiliki
prinsip-prinsip ilmiah (ada landasan teori atau teori-teori sebelumnya
6)
memiliki sumber acuan
Pembatasan topik:
Setelah
topik berhasil dipilih, maka topik tersebut harus dibatasi agar tidak terlalu
luas. Proses pembatasan topik dapat dilakukan dengan cara membuat diagram jam
atau dengan diagram pohon. Untuk membuat diagram jam, topiknya diletakkan di
tengah, kemudian diturunkan beberapa topik yang lebih sempit. Sedangkan untuk
membuat diagram pohon, topiknya disimpan di atas kemudian diturunkan
cabang-cabangnya ke bawah. Tiap cabang mungkin diturunkan lagi menjadi
cabang-cabang yang lebih sempit lagi, dan begitu juga cabang-cabang
selanjutnya.
d.
Penentuan Tesis
Tesis
adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang memuat gagasan pokok atau pikiran
tulisan. Dari tesis ini pembaca dapat melihat arah tulisan yang akan dibacanya.
Tesis berbeda dengan gagasan pokok, tesis menambahkan elemen lain:
sebuah interpretasi atau penilaian berkenaan dengan informasi yang
didiskusikan, sebuah penilaian yang mungkin tidak akan selalu disetujui
semua orang. Jadi, disamping membatasi dan memprediksi informasi yang mungkin
akan berkembang, membuat kalimat tesis berarti membuat pernyataan mengenai
topik atau pokok gagasan yang akan penulis dukung, dengan memberikan
bukti-bukti ‘kebenaran’ dari pernyataan.
Tesis yang berhubungan dengan topik tentang rintangan
untuk komunikasi yang baik, yang berbeda dari sekadar gagasan pokok untuk topik yang sama, akan
lebih dari sekadar menyajikan hal-hal yang jelas dengan sendirinya atau
informasi yang umum diketahui berkenaan dengan topik ini. Tesis membuat penilaian mengenai
sejumlah aspek tertentu—sebuah penilaian yang tidak jelas dengan sendirinya dan
yang karena itu harus dibuktikan kepada pembaca. Contoh perbandingan gagasan
pokok dan tesisnya
adalah sebagai berikut:
Gagasan pokok: Terdapat tiga
jenis rintangan yang menghalangi komunikasi yang baik: fisik, manusia dan
semantik
Tesis: Dari ketiga rintangan
untuk komunikasi—fisik, manusia, dan semantik—yang paling sulit disembuhkan
barangkali adalah rintangan keterbatasan manusia.
Contoh
tesis adalah sebagai berikut. Bahasa Sunda yang dipakai dalam komunikasi
pembangunan banyak terpengaruh oleh bahasa lain, sehingga banyak kata-kata yang
belum berterima. Oleh sebab itu, perlu pembenahaan agar bahasa itu tetap terpelihara
dan berkembang dalam kehidupan sekarang ini.
Dari
tesis tersebut, pembaca dapat memperkirakan bahwa uraian selanjutnya akan
mencakup:
1)
Uraian
tentang kata-kata yang dipakai dalam komunikasi pembangunan.
2)
Telaah
tentang kata-kata tersebut secara etimologi dan secara semantik.
3)
Uraian
tentang sikap terhadap pemakaian kata-kata tersebut.
4)
Saran
pembinaan terhadap bahasa Sunda agar tetap terpelihara dan berkembang sesuai
dengan tuntutan kemajuan zaman.
Untuk menyusun tesis, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan.
1)
Tesis
yang baik harus dapat meramalkan, mengendalikan, dan mengarahkan penulis dalam
mengembangkan karangan.
2)
Tesis
yang baik harus dinyatakan dalam kalimat leng-kap; tidak boleh dinyatakan dalam
bentuk frase.
3)
Tesis
harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan; tidak boleh dalam bentuk
kalimat pertanyaan.
4)
Tesis
tidak boleh mengandung unsur-unsur yang tidak berkaitan; bagian-bagian tesis
harus saling berhubungan.
5)
Tesis
harus terbatas; tidak boleh terlalu luas.
6)
Tesis
tidak boleh mengandung ungkapan yang akan mmelemahkan argumentasi seperti
ungkapan "menurut pendapat saya", "saya duga", dan
"saya kira",.
7)
Tesis
tidak boleh dinyatakan dengan bahasa yang tidak jelas.
8)
Tesis
tidak boleh dinyatakan dengan kata kiasan.
e.
Penentuan Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk
buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa
seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan
adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga
kepala tulisan.
Ada yang mendefinisikan judul adalah lukisan singkat suatu
artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan
ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata,
tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
Judul
karangan harus sesuai dengan topik atau isi ka-rangan beserta jangkauannya
dan sebaiknya dinyatakan dalam bentuk
frase bukan dalam bentuk kalimat. Judul
karangan diusahakan sesingkat mungkin dan harus dinyatakan secara jelas.
Adapun syarat-syarat
dalam pembuatan judul adalah sebagai berikut:
1)
Harus
relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian
dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2)
Harus
provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan
keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3)
Harus
singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang,
tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul
tidak lebih dari lima kata.
Judul terbagi
menjadi dua,yaitu :
1)
Judul
langsung
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga
hubu ngannya dengan bagian utama nampak jelas.
2)
Judul
tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita
tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
Adapun fungsi judul
adalah sebagai berikut :
1)
Merupakan
identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis.
2)
Temanya
menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau
untuk mempelajari isinya.
3)
Merupakan
gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
4)
Relevan
dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujunnya.
Judul
dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu judul harus mempu
mencerminkan topik atau tema, tidk boleh menyimpang dari intinya. Itulah
sebabnya memilih judul tidak selalu gampang. Cara menulis judul
adalah dengan menentukan kerangka karangan dengan
pembatasan topik.
Contoh:
topik :
perkantoran
masalah apa :
kepegawaian
mengapa :
pengawasan
di mana : Pemda
Jawa Barat
waktu : tiga
bulan
kajian :
praktik/penerapan
Contoh judul: Fungsi
Pengawasan dalam Upaya Peningkatan Kinerja Pegawai di Lingkungan Pemerintahan
Daerah Tingkat I Jawa Barat
Syarat judul yang baik adalah
sebagai berikut:
1)
harus bebentuk frasa,
2)
tanpa ada singkatan
atau akronim,
3)
awal kata harus huruf
kapital kecuali preposisi dan konjungsi,
4)
tanpa tanda baca di
akhir judul karangan,
5)
menarik perhatian,
6)
logis, dan
7)
sesuai dengan isi.
Jika ada kata kerja atau predikat
dalam judul karangan, kata kerja
tersebut harus diubah menjadi kata
benda.
Contoh: mengawasi menjadi pengawasan, berfungsi
menjadi fungsi atau menjadi peranan, dan bermanfaat menjadi pemanfaatan.
Contoh:
Pupuk Cair Organik Berfungsi untuk
Meningkatkan Produksi Padi
(Oriza Sativa) di Kecamatan
Majalaya, Kabupaten Bandung
Seharusnya:
Fungsi Pupuk
Cair Organik dalam Upaya Peningkatan Produksi
Padi (Oriza Sativa) di
Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung
atau
Peranan Pupuk
Cair Organik dalam Upaya Peningkatan Produksi
Padi (Oriza Sativa) di
Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung
Predikat (kata
kerja) dalam judul tersebut tidak ada lagi.
Dalam
penetapan judul, pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara: (1) jika
penelitian itu bersifat kualitatif, judul bisa dirumuskan dari perasan hasil
temuan yang telah ada; (2) jika penelitian itu bersifat kuantitatif, maka judul
telah ditentukan secara deduktif dan menggambarkan masalah yang akan diteliti.
Apapun proses penetapan judul yang dilakukan (induktif atau deduktif), maka
hendaknya judul jangan terlalu luas cakupannya atau sebaliknya terlalu sempit.
Judul
yang terlalu luas, misalnya, “Pengaruh Islam dalam Pembinaan Moral Bangsa
di Indonesia”. Demikian juga judul penelitian juga jangan bersifat
simbolik, terlalu abstrak atau mungkin puitis. Misalnya judul “Masjid dan
Pasar”, “Tasbih dan Golok” mungkin maksudnya dialektika antara
moralitas dan sistem perdagangan bebas, atau pola relasi kekuasaan antara Kyai
dan Jawara, tetapi judul semacam ini, di samping terlalu simplistik juga
terlalu luas. Judul yang baik, di luar memperlihatkan korelasi antara variable
secara jelas, juga, mencerminkan arah penelitian yang akan dilakukan.
Judul
yang terlalu sempit seperti “Pengaruh Profesionalisme Guru terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas Satu A Aliyah Negeri, Makassar”. Judul semacam ini di
samping terlalu sempit cakupannya, juga tidak problematik sebagai bahan
penelitian. Tanpa penelitian pun sudah diketahui bahwa profesionalitas guru
akan memiliki pengaruh atas hasil belajar siswa. Jadi, dalam pembuatan judul,
di luar harus diperhatikan skopenya, yang lebih penting adalah apakah judul
telah mencerminkan masalah yang membutuhkan penelitian.
2. Penulisan Bagian Pendahuluan Karangan
Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan
adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah
yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu.
Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, ruang
lingkup masalah, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan.
Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan
dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua
sampai bab terakhir.
Untuk
menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang
harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut.
a.
Latar Belakang Masalah
Bagian ini merupakan landasan dan
pendorong (motivator) bagi :
1)
Peneliti untuk melakukan penelitian dan
penulisan skripsi.
2)
Pembaca (orang lain) untuk membaca lebih
lanjut. Oleh karena itu, latar belakang
ini harus berisikan hal-hal yang menarik minat pembaca.
Pada bagian
ini, diuraikan tentang :
1)
Masalah yang akan diteliti,
2)
Penjelasan tentang dipilihnya masalah ini bagi penulis atau pun
bagi orang lain
3)
Argumentasi yang logis antara data (realitas)
dan teori (harapan) sehingga
kesenjangan ini menimbulkan rumusan
permasalahan.
4)
Penalaran (alasan)
yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam
bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan
dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif,
sebab-akibat, atau induktif.
5)
Kegunaan praktis hasil
analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat
keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang.
6)
Pengetahuan tentang
studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal,
atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah
mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru.
7)
Pengungkapan masalah
utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut
adanya analisis, misalnya: bagaimana...., mengapa.....
8)
Tidak menggunakan kata
apa karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau
tidak.
b.
Ruang
Lingkup Masalah atau Rumusan Masalah
Ruang
lingkup masalah berisi tentang pembatasan masalah yang akan dibahas. Ruang
lingkup masalah meliputi :
1)
Identifikasi Masalah atau Pembatasan Masalah
Identifikasi masalah bertujuan untuk membatasi atau menajamkan pokok permasalahan sehingga kajian atau pembahasannya tidak terlalu luas dan
abstrak. Identifikasi masalah bisa
memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian karena pokok permasalahannya menjadi lebih sempit
(fokus). Identifikasi masalah harus
disajikan dalam bentuk pertanyaan.
2)
Rumusan detail masalah
yang akan dibahas.
Definisi atau batasan pengertian
istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian merupakan suatu
usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses,
aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata.
c.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan
sasaran yang akan dicapai atau dihasilkan dalam penelitian ini, sedangkan
kegunaan penelitian merupakan penegasan tentang manfaat yang akan dicapai baik
secara teoretis maupun secara praktis.
Tujuan
penulisan berisi:
1)
Target, sasaran, atau
upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap Y;
membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru;
menguraikan pengaruh X terhadap Y.
2)
Upaya pokok yang harus
dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya
tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan
pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
3)
Tujuan utama dapat
dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika
masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
d.
Landasan
Teori
Landasan
teori menyajikan:
1)
Deskripsi atau kajian
teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan pendapat
umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan pemikiran
kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau
rekomendasi.
2)
Penjelasan hubungan
teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran,
atau alasan menggunakan teori tersebut.
e.
Kerangka Pemikiran dan
Hipotesis
Kerangka teori berisikan
prinsip-prinsip teori yang memengaruhi dalam pembahasan. Prinsip-prinsip ini
berguna untuk memberikan arahan dan langkah untuk membahas masalah yang akan
diteliti. Kerangka teori ini harus menggambarkan tata kerja teori tersebut.
Contoh: Dalam teori ini, akan digunakan teori-teori yang relevan dengan masalah
yang akan dikaji. Untuk mengkaji bentuk dan makna afiks verba, digunakan teori
Badudu (1992), Tadjuddin (1993), Alwi dkk. (1993), Purwo (1998), dan Sudaryanto
(1994). Untuk mengkaji verba, akan digunakan teori Chafe (1993), Sugono dan
Indiyastini (1994).
f.
Metode dan Teknik
penelitian
Penelitian ilmiah harus
mempergunakan metode dan teknik penelitian. Metode penelitian adalah seperangkat alat yang tersusun secara
sistematis dan logis sedangkan teknik
penelitian adalah tata cara melakukan setiap langkah-langkah metode
penelitian.
1)
Metode dibedakan atas
dua jenis yaitu sebagai berikut.
a)
Metode kepustakaan
i.
Metode deskriptif
adalah untuk menganalisis dan memaparkan
data dengan apa adanya.
ii.
Metode komparatif
adalah untuk membandingkan dua atau lebih sumber data yang akan diteliti
b)
Metode analisis (lapangan)
i.
Metode eksperimen di
laboratorium
ii.
Metode sensus angket
iii.
Metode survai
wawancara
iv.
Metode studi kasus
sampel atau perbandingan data
2)
Teknis penulisan
Teknik
penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan
kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.
Teknik
analisis meliputi:
a)
analisis kuantitatif
b)
analisis kualitatif
g.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ialah objek
penelitian atau tempat penelitian dilaksanakan. Lamanya penelitian dapat
dilakukan dengan membuat rencana atau jadwal kegiatan penelitian.
h.
Sumber Data
Suatu
penelitian ilmiah harus menyajikan sekaligus memaparkan sumber data. Sumber
data ini merupakan bahan yang diteliti. Jika penelitian ini berasal dari buku.
Misalnya, novel, majalah, surat kabar, tabloid, identitas sumber data tersebut
harus dicantumkan. Jika sumber data itu banyak dan beragam, dapat digunakan
sample dan populasi. Dalam sampel dapat diambil satu contoh data untuk
dijadikan bahan percobaan atau perhitungan, sedangkan populasi adalah kumpulan
seluruh data yang akan diteliti.
Sumber
data penulisan berisi:
1)
Sumber data sekunder
dan data primer.
2)
Kriteria penentuan
jumlah data.
3)
Kriteria penentuan
mutu data.
4)
Kriteria penentuan
sample.
5)
Kesesuaian data dengan
sifat dan tujuan pembahasan.
i.
Sistematika
Penulisan
Sistematika
penulisan berisi:
1)
Gambaran singkat
penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.
2)
Penjelasan lambang-lambang,
simbol-simbol, atau kode (kalau ada).
B. 1.
Penulisan Bagian Isi Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti
karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh
masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah
terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis.
Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
a.
Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis
pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik)
maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara
logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan
pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
b.
Kejelasan uraian atau
deskripsi
Kejelasan uraian atau deskripsi, terdiri
dari:
1)
Kejelasan konsep
Konsep adalah keseluruhan pikiran
yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna.
Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih
rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial,
terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan (manafsirkan) dan
menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu
memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi,
teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
2)
Kejelasan bahasa
Kejelasan dan ketetapan pilihan
kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau
kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali
dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat
diperlukan)
Kejelasan makna kalimat tidak
bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang
baku, menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif
secara benar.
Kejelasan makna paragraf dengan
memperhatikan syarat-syarat paragraf: kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi
(dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi), dan menggunakan
pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logis (induktif,
deduktif, kausal, kronologis, spasial).
3)
Kejelasan penyajian
dan fakta kebenaran fakta
Kejelasan penyajian fakta dapat
diupayakan dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari umum ke khusus,
dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk
menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel,
diagram, dan foto-foto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan
kepastiannya.
Unsur dari bagian isi karangan yaitu:
a.
Kajian Teori
Bab
ini berisikan uraian tentang teori-teori yang relevan dengan masalah yang
dibahas atau diteliti. Bisa saja, penelitian-penelitian terdahulu dapat
melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian selanjutnya. Dalam bab ini,
disertakan alasan-alasan yang logis. Dengan demikian, penulis dapat menolak,
menerima, mempertanyakan, atau menguatkan teori yang sudah ada. Teori yang
dijadikan acuan hendaknya kepustakaan atau hasil penelitian yang mutahir dengan
berusia 5 tahun kebelakang, tetapi apabila teori lama masih relevan, pendapat
tersebut masih bisa dipakai.
b.
Objek Penelitian
Dalam
bab ini, dijelaskan keadaan lokasi penelitian atau objek penelitian secara
singkat (bergantung pada kebutuhan penelitian). Hal hal yang perlu dijelaskan
dalam bab ini yaitu (a) sejarah objek penelitian, (b) struktruk organisasi, dan
(c) kegiatan objek penelitian.
c.
Pembahasan (Analisis Data)
Bab pembahasan data merupakan
bab yang paling penting dalam penulisan karya ilmiah karena dalam bab ini
dilakukan kegiatan analisis data, sintetis pembahasan, interpretasi penulis,
pemecahan masalah, dan penemuan pendapat baru yang diformulakan (bila
ada). Bab ini juga merupakan analisis
atas pembatasan masalah dan tujuan penelitian yang telah disebutkan pada bab
pendahuluan. Oleh karena itu, pembahasan ini harus konsisten dan relevan dengan
bagian sebelumnya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan
(ilmiah):
a.
Subjektivitas dengan
menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan
lain-lain. Atasi subjektivitas ini
dengan menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan
bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
b.
Kesalahan: pembuktian
pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah
nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan)
tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan
pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak
(kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang,
atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.
2. Penulisan Bagian Simpulan atau Penutup
Karangan
Pada bagian isi, penulis menyusun gagasan-gagasan
karangan menjadi beberaapa bagian atau bab dengan memperhatikan ketersambungan
antar paragraf dan gaya bahasa yang enak dibaca oleh pembaca.
Pentingnya
kalimat penutup dalam suatu karangan karena:
a.
Penulisan bagian yang akhir yang baik akan
mengantarkan sumbangan utama kita kepada focus
b.
Bagian akhir adalah bagian yang sangat
diperhatikan. Pembaca biasanya membaca sekilas atau sebagian saja tentang tubuh
makalah, tetapi mereka membaca dengan teliti bagian akhir makalah
c.
Kebanyakan pembaca berharap kita akan
menerangkan hasil-hasil keseluruan kerja secara singkat dan mudah di baca pada
bagian akhir.
Bagian-bagian umum dalam suatu penutup karangan:
a.
Iktisar
Iktisar sebagai bagian akhir
merupakan ringkasan atau pokok-pokok isi makalah. Beberapa kalimat yang tetap
akan memberikan gambaran yang jelas tentang topic yang dibahas. Penutup semacam ini hanya cocok untuk makalah
tutorial atau deskriptif, seperti laporan perkembangan bidang kajian, gambaran
perangkat atau system, dan pengajaran bidang sains atau rekayasa.
Iktisar adalah cara mengulangi
inti makalah agar pembaca dapat mencapai kesimpulan yang diharapkan. Makalah
yang baik selalu mengakhiri dengan penutup dengan ringkasan yang baik,
mendukung, dan menguatkan konsep utama dalam makalah.
Iktisar harus bersifat membedakan
dan menjelaskan, yaitu membedakan bagian inti dari yang bukan inti serta
menjelaskan hasil-hasil yang dapat dalam prefektif yang tepat. Dibandingkan
dengan intisari dan pendahuluan, bagian intisari harus berisi sifat-sifat yang
penting dari hasil-hasil, perangakat atau system yang dikerjakan capaian yang
menuju hasil pekerjaan, atau iktisar asas-asas keilmuan atau rekayasa. Semua
itu ditulis secara ringkas, bernas, dan jelas. Iktisar yang tidak berisi
hal-hal penting isi makalah, akan menimbulkan kesan negative pada pembaca.
Meraka akan mendapat kesan bahwa penulis hanya menulis ulang semua pustaka yang
dibaca, tetapi tidak tahu apa yang harus dikembangkan.
Beberapa penulis mencoba
menyebutkan hasil-hasil yang meraka dapatkan dalam bentuk daftar. Hasil-hasil
dapat diatur dalam urutan pentingnya, seperti dalam laporan yang sifat-sifat
peralatan atau tumbuh-tumbuan. Untuk naskah yang lain, bentuk teks lebih
menarik kerena susunan kalimat memungkinkan penulisannya menekankan
gagasan-gagasan yang mendukung.
b.
Kesimpulan
Kesimpulan adalah gambaran umum
seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan.
Simpulan ini diperoleh dari uraian analisis. Simpulan sebagai bagian akhir
tidak hanya meringkas, melainkan juga membahas pentingnya hal-hal yang
diperoleh.
Kesimpulan bisa dipakai dalam
laporan pengembangan dan penelitian yang didalamnya hanya terdapat ringkasan
hasil-hasil yang muncul sesuai dengan isi karangan, melainkan juga tafsirannya.
Kesimpulan yang paling efektif dapat berupa hasil kerja yang telah dilakukan,
dengan menyebutkan bagian-bagian yang terpenting, hasil-hasil yang tetap, dan
alasan mengapa hasil yang didapat bias
dikatakan sahih.
Agar kesimpulan menyakinkan dan
dapat dipercaya, kita harus menyertakan beberapa hasil yang kurang baik,
memandingkan hasil yang seharusnya, dan menyebutkan sebab-sebab terjadinya
kemesletan. Beberapa karangan juga menuliskan hasil-hasil yang berupa ramalan
dan menyebutkan beberapa penerapannya.
Kadang pula sering ditemukan atau
sering dijumpai simpulan yang menggunakan nomor (1 2 3 4 5 dan seterusnya),
yang seolah-olah merupakan kalimat yang terlepas-lepas. Simpulan seperti ini
kurang baik karena terasa kaku. Simpulan lebih baik dan lebih informative jika
disajikan dalam pragraf-paragraf yang tidak dinomori.
Pada akhir kesimpulan laporan
internal biasanya diberikan penghargaan dalam bentuk pengakuan untuk bantuan
yang telah diperoleh penulis dalam menyelesaikan pekerjaan. Bantuan ini
merupakan bagian suatu program kerja yang lebih besar, misalnya pemberian
bantuan dalam analisis matematis, perhitungan computer dari perancangan
parameternya, model-model pengujian atau bahkan lampiran program computer
sebagai pengembangan penerapan. Dalam simpulan karangan yang diterbitkan umum,
seperti jurnal, atau skripsi penghargaan untuk bantuan kerja tidak usah
dicantumkan.
c.
Saran
Saran adalah bagian akhir yang
cocok untuk topic-topik yang berkenaan dengan perunutan persoalan-persoalan
sains dan rekayasa atau analisis situasi yang sudah ada untuk menentukan
tindakan yang terbaik. Contohnya, usulan proyek di bidang sains dan rekayasa,
pemecahan masalah, dan prosedur analisis kesalahan.
Menulis saran merupakan pekerjaan
yang berhubungan dengan kemampuan analisis penulis. Dengan analisisnya itu
diharapkan penulis dapat mempengaruhi pembaca untuk menyetuji dan mengakui
konsep yang dijabarkan.
3. Penulisan Kutipan, Catatan Kaki dan Daftar
Pustaka
a.
Penulisan
Kutipan
Dalam menulis, tidak jarang kita mengutip pendapat atau karya
orang lain. Bahan-bahan yang diasukkan sebagai kutipan antara lain bahan yang
tidak atau belum menjadi pengetahuan umum, misalnya hasil-hasil penelitian
terbaru, data atau fakta yang tidak atau jarang diketahui umum, dll. Pendapat
pribadi dan pendapat atau pengetahuan umum seperti bumi berotasi mengelilingi
matahari, tumbuhan berbiji belah beakar tunggang, unggas bekembang biak dengan
bertelur, dll. Tidak perlu dimasukkan sebagai kutipan.
Pengutipan adalah
proses meminjam pendapat para ahli dalam disiplin tertentu baik langsung atau
pun tidak langsung yang dituangkan dalam karya ilmiah. Hasil pengutipan karya
ilmiah disebut kutipan. Fungsi kutipan
adalah (a) sebagai bukti untuk menunjang pendapat penulis dan (b) sebagai bukti
tanggung jawab penulis.
Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Maksud
penyebutan sumber adalah :
1)
Sebagai pernyataan
hutang budi kepada orang yang pendapatnya dikutip.
2)
Sebagai pembuktian
akan kebenaran kutipan tersebut.
Cara
penyebutan sumber kutipan ada dua, yaitu sistem catatan kaki dan sistem catatan
langsng (catatan perut ). Kita harus memilih salah satu dan harus konsisten.
Jenis-jenis
kutipan:
1)
Kutipan Langsung
Kutipan
langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya, tidak boleh ada
perubahan. Kalau ada hal yang dinilai salah atau meragukan, kita beri tanda
(sic!), yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak
bertanggung jawab atas kesalahn itu. Demikian juga kalau kita melakukan
penyesuaian ejaan, memberi huruf garis bawah atau huruf miring, kita perlu
menjelaskan hal tersebut, misal : (huruf miring dari pengutip), (ejaan
disesuaikan degan EYD), dll.
a)
Penyebutan sumber
dengan catatan kaki
Contoh :
Tidak semua masalah dapat
dipecahkan dengan kemampuan erpikir dan nurani manusia. Oleh karena itu manusia
memerlukan sumber kebenaran yang berupa wahyu Tuhan. “... pengetahuan yang
disamakanNya (sic!) itu merupakan kebenaran yang tidak perlu disangsikan lagi.”1)
...............................uraian
lebih lanjut....................................
......................................................................................................................................................
1) Hadari
Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial
(Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1985), hlm. 4.
Keterangan:
i.
Kutipan langsung
sebanyak-banyaknya empat baris ditulis menyatu dengan teks yang kita buat.
ii.
Jika dalam mengutip
ada bagian kalimat yang dihilangkan, bagian itu diganti dengan tanda elipsis
(...).
iii.
Isi catatan kaki di
atas adalah : nama pengarng, judul buku, kota tempat terbit, nama penerbit,
tahun terbit, halaman yang dikutp.
iv.
Judul buku ditulis
degnan huruf garis bawah atau huruf miring.
Jika teks yang dikutip langsung lebih dari empat baris, tata
caranya perhatikan contoh berikut:
Tidak semua masalah dapat
dipecahkan dengan kemampuan erpikir dan nurani manusia. Oleh karena itu manusia
memerlukan sumber kebenaran yang berupa wahyu Tuhan.
“... pengetahuan yang
disamakanNya (sic!) itu merupakan kebenaran yang tidak perlu disangsikan lagi.
Dengan kata lain bahwa sesuatu yang disampaikan itu halnya memeang demikian dan
harus demikian, tidak mungkin lain. Keenaran itu merupakan kebenaran mutlak
....”1)
...................................................................................................
.....................................uraian
lebih lanjut................................
1) Hadari
Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial
(Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1985), hlm. 4.
Keterangan :
i.
Kutipan tidak disatukan
degan teks, tetapi dipisah dengan jarak 2,5 spasi
ii.
Ditulis dengan spasi
rapat (satu spasi)
iii.
Ditulis menjorok ke
kanan 5 karakter, dan alinea baru berarti emnjorok ke kanan 10 karakter
iv.
Boleh diapit tanda
kutip boleh juga tidak
v.
Pada akhir kutipan
diberi nomor penunjukan (untuk diberi penjelasan pada cattan kaki ), atau
diberi catatan langsung (catatan perut)
b)
Penyebutan sumber
dengan catatan langsung (catatan perut)
Contoh :
Tidak semua masalah dapat
dipecahkan dengan kemampuan erpikir dan nurani manusia. Oleh karena itu manusia
memerlukan sumber kebenaran yang berupa wahyu Tuhan. “... pengetahuan yang
disamakanNya (sic!) itu merupakan kebenaran yang tidak perlu disangsikan lagi.”
(Nawawi, 1985:4)
......................................uraian
lebih lanjut.............................
.....................................................................................................
Catatan :
Keterangan tentang (Nawawi,
1985:4) ada pada halaman bibliografi atau daftar pustka. Contohnya sebagai
berikut:
DAFTAR PUSTAKA
............................................data
buku.........................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
Nawawi, Hadari. 1985. Metode
Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
....................................data
buku..........................................
Kalau
teks yang dikutip langsung lebih dari empat baris, caranya sebagai berikut :
Tidak semua masalah dapat
dipecahkan dengan kemampuan berpikir dan nurani manusia. Oleh karena itu
manusia memerlukan sumber kebenaran yang berupa wahyu Tuhan.
“... pengetahuan yang
disamakanNya (sic!) itu merupakan kebenaran yang tidak perlu disangsikan lagi.
Dengan kata lain bahwa sesuatu yang disampaikan itu halnya memeang demikian dan
harus demikian, tidak mungkin lain. Keenaran itu merupakan kebenaran mutlak
....” (Nawawi, 1985:4)
.....................................................................................................
........................................uraian
lebih lanjut................................
2)
Kutipan Tak Langsung
(Kutipan Isi)
Dalam kutipan
tak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip. Kutipan
tak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit
tanda petik. Penyebutan sumber dapat dibuat dengan sistem catatan kaki, dapat
juga dengan sistem catatan langsung (catatan perut) seperti telah dicontohkan.Pengutipan ini dapat dilakukan
dengan cara-cara berikut:
a)
Kutipan
disatukan dengan teks;
b)
Spasi
kutipan adalah dua spasi;
c)
Tidak
memakai tanda petik dua;
d)
Menggunakan
ungkapan mengatakan bahwa, menyatakan bahwa, mengemukakan bahwa,
berpendapat bahwa dll;
e)
Mencantumkan
nama akhir pengara ng (marga), tahun, dan halaman.
----------------------teks---------------------- 2 spasi
-----------------------------------------------------------
Badudu (1994: 56) mengatakan bahwa ………………
…………………………………………............... 2 spasi
……………………… kutipan………………..…….....
…………………-------------------------------------- 2 spasi
--------------------------
teks ---------------------------
----------------------------------------
3)
Prinsip-Prinsip
Dasar
Prinsip-prinsip dasar dalam
pengutipan adalah sebagai berikut.
a)
Dalam
kutipan tidak dibenarkan mencantumkan judul buku.
Contohnya :
Menurut Badudu
(1994: 56) dalam bukunya Pelik-Pelik Bhs
Indonesia diketahui bahwa kalimat adalah ……….
(salah)
Menurut Badudu
(1994:56) kalimat adalah …………
(benar)
b)
Nama
orang dan identitas tahun terbit dan
halaman buku selalu berdekatan
Contohnya :
Badudu berpendapat
bahwa………….…………..………………………
………………………. (1994: 56)
(salah)
Badudu (1994:
56)………………………..
(benar)
c)
Kutipan
tidak dibenarkan dicetak tebal atau
dihitamkan.
d)
Penulis
tidak diperkenankan un tuk mengadakan perubahan (kata -kata) dalam kutipan.
Apabila ingin mengadakan perubahan, harus disertai dengan penjelasan.
e)
Apabila
ada kesalahan dalam pe nulisan baik EYD atau pun ketatabahasaan, tidak
diperkenankan mengadakan perubahan. Penulis boleh memberikan pendapat atau
komentarnya mengenai kesalahan atau ketidaksetujuannya.
f)
Kutipan
dalam bahasa asing atau bahasa daera h
harus dicetak miring.
g)
Kutipan
langsung selalu memakai tanda petik dua dan diawali dengan huruf kapital.
Contohnya sebagai berikut:
Badudu
(1994: 56) berpendapat, “kalimat adalah….”
h)
Kutipan
dapat ditempatkan sesuai dengan kebutuhan baik di awal, tengah, atau akhir
teks.
i)
Jika
nama pengarang ada dua, nama akhir (marga) kedua pengarang itu ditulis.
Contohnya sebagai berikut :
Badudu
(1995: 34) berpendapat ……
j)
Jika
nama pengarang ada tiga tau lebih, nama
akhir pengarang pertama yang ditulis dan diikuti dkk. Contohnya sebagai berikut
:
Badudu,
dkk. (1996: 35) …..
k)
Kutipan
dalam bentuk catatan kaki sudah tidak dipakai lagi dalam penulisan karya ilmiah
karena dirasakan tidak efektif.
l)
Kutipan
yang berasal dari ragam bahasa lisan seperti pidato pejabat jarang dipakai
sebagai sumber acuan dalam penulisan karya ilmiah karena kebenarannya sulit
dipercay a karena harus diketahui oleh orang yang bersangkutan (rawan kesalahan kutipan).
m)
Dalam
pengutipan pendapat orang lain, hendaklah dilakukan variasi dalam teknik
mengutip (jangan monoton) seperti kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
n)
Apabila
kutipan itu dirasakan terlalu panjang,
penulis boleh mengambil bagian intinya
saja dengan teknik memakai tanda titik-titik seperti contoh berikut :
[… ---------------------------------(Badudu,
1994:45)….]
tetapi
tidak boleh mengubah atau menggeserkan makna atau pesannya.
o)
Jika
mengutip pendapat ahli yang berasal dari kutipan karya ilmiah orang lain,
bentuk penyajiannya adalah sebagai berikut :
Menurut
Badudu dalam Djajasudarma (1993: 56) bahwa …..
b.
Catatan
kaki
1)
Definisi Catatan Kaki
Catatan kaki, atau dikenal dengan
istilah footnote adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah
halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh seah garis sepanjang dua
puluh ketukan (dua puluh karakter).
Kegunaan catatan kaki (footnote):
a)
Menjelaskan
referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks (catatan kaki sumber
atau reference footnote).
b)
Menjelaskan
komentar penulis terhadap pernyataan dalam teks yang dipandang penting, tetapi
tak dapat dinyatakan bersama teks karena dapat mengganggu alur tulisan.
c)
Menunjukkan sumber
lain yang membicarakan hal yang sama (catatan kaki isi atau content footnote).
d) Jenis
catatan kaki ini biasanya menggunakan kata-kata: Lihat …, Bandingkan …, dan
Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam …, dan sebagainya. Dianjurkan penggunaannya
tidak berlebihan agar tidak menimbulkan kesan pamer. Penggunaan ungkapan tersebut perlu secara
konsisten dan benar. Catatan kaki sebaiknya tidak melebihi sepertiga halaman.
Sekiranya halaman tidak memungkinkan, sebagian dari catatan kaki dapat diletakkan
di halaman berikutnya.
Penulisan
catatan kaki adalah menggunakan angka Arab (1,2,3, dst), yang diketik naik 0,5
spasi di ujung kalimat yang dikutip. Jika sebuah kalimat memiliki beberapa
catatan kaki karena memiliki terdiri dari beberapa kutipan, maka tanda catatan
kaki ditempatkan sebelum tanda baca. Adapun jika kalimat hanya terdiri dari
satu kutipan, catatan kaki ditempatkan sesudah tanda baca. Setiap bab memiliki
catatan kaki dengan nomor urut tersendiri.
Contoh :
Abuscanto
sendiri mendefinisikan ilmu sebagai “ … pengetahuan yang diperoleh melalui
serangkaian proses yang dilakukan orang secara sistematis untuk membuat
penemuan mengenai alam kodrati ”.
Sementara itu Richter melihat ilmu sebagai metode
dan Conan
memandangnya sebagai serangkaian konsep yang berasal dari pengamatan dan
percobaan.
2)
Nomor Catatan Kaki
Catatan kaki
diberi nomor sesuai dengan nomor kutipan dalam tiap bab dimulai dengan nomor 1
(satu).
3)
Bentuk Catatan Kaki
Dalam catatan
kaki harus dicantumkan;nama pengarang, nama buku, nomor jilid, nama penerbit,
tempat dan tahun penerbitan, halaman-halaman yang dikutip atau yang berkenaan
dengan teks.
Contoh-contoh
penulisan catatan kaki untuk :
a)
Buku
b)
Majalah
c)
Surat Kabar
d)
Karangan yang tidak diterbitkan
e)
Wawancara
f)
Ensiklopedi, dll.
Contoh-contohnya
sebagai berikut :
a)
Buku
Contoh :
Maurice A. Richer, Jr. 1972. Science as a Cultural
Process. Cambridge: Scheneman, h. 15.
James B. Conan. 1961. Science and Common Sense. New
Haven : Yale Univesity Press, h. 25.
Catatan kaki ditulis di bagian bawah naskah dengan urutan sbb: nomor
catatan kaki, nama lengkap pengarang (tanpa gelar dan jangan dibalik,titik),
judul tulisan (diketik miring/digaris bawahi),nama kota tempat terbit (titik
dua),nama perusahaan penerbit (koma), tahun terbit (koma),nomor halaman
(titik). Catatan kaki ditulis dengan jarak ketikan antar baris 1 spasi. Kalau
pengarang memakai nama samaran, diantar tanda kurung besar kita cantumkan nama
sebenarnya.
Contoh :
HAMKA (Haji Abdul Malik Karim Amrullah). 1950. Sejarah
Ummat Islam. Medan; Penerbit Islamiyah, Medan, h. 47.
Untuk buku
dengan pengarang sampai tiga orang dituliskan nama seluruhnya dan jika lebih
dari tiga orang hanya dituliskan nama pengarang pertama dengan menambahkan kata
et al ( et alii; “dengan orang lain”) dibelakangnya :
Contoh :
Sevilla Consuelo.B. 1984 (et al) An Introduction to Research
Method. Philippines : Rex printing company, h. 60-67.
Untuk buku kumpulan karangan, ditulis nama editor dengan menambahkan
(ed) di belakangnya :
James R.Newman (ed). 1955. What is Science? New York:
Simon and Schuster, h. 30.
Untuk buku
terjemahan tetap menggunakan nama pengarang asli, diikuti nama penerjemah
dibelakang judul buku :
Peter F.Drucker. 1998. Inovasi dan Kewiraswastaan : Praktek
dan Dasar, terjemahan Rusjdi Naib. Jakarta : Penerbit Erlangga, h.40.
Untuk buku yang tidak memiliki nama penulis dan nama editor, langsung
dituliskan :
IKIP Muhamadiyah Jakarta Press. 1966. Reorientasi Ilmu
pendidikan di Indonesia. Jakarta.
Untuk buku yang tidak memiliki tempat terbit, nama penerbit, dan tahun
terbit, dicantumkan tt (tanpa tahun), tpn (tanpa penerbit), sebagai berikut :
Sayyid Qutub. Tt. Al-Adalat al-Ijtima’iyyah fi Al-Islam.
Dar al-Kutub al-Arabi, h. 30.
b)
Majalah
Urut-urutan penulisan untuk majalah adalah; nama pengarang (seperti
pada buku), judul karangan (diantara tanda kutip), nama majalah (diberi
bergaris/dicetak miring), nomor majalah (dengan angka romawi kalau ada), bulan
dan tahun penerbitan, serta nomor halaman.
Contoh:
Mochtar Naim, “Mengapa orang Minang Merantau” Tempo,
31 Januari 2001, h.12. 11L.J.Westwood, “The Role of The Teacher”, Educational
Research IX No.3, Februari 2001, h.17.
c)
Surat Kabar
Republika, 29 Januari 2001, h.5.
d)
Karangan yang tidak diterbitkan
Zirmansyah, “ Keefektifan Pemahaman Konsep-Konsep
Dasar Gelombang dengan Bantuan Komputer”. Perpustakaan IKIP Yogyakarta, h. 112.
e)
Wawancara
Wawancara dengan Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhamadiyah Prof. Dr. HAMKA, 12 Januari 2001.
4)
Mempersingkat catatan kaki
Jika suatu sumber telah pernah disebut dengan lengkap, yakni pada
pertama kalinya, maka catatan kaki itu selanjutnya dapat dipersingkat dengan
mempergunakan singkatan : ibid (kependekan dari ibidem = “pada tempat yang sama”),
digunakan jika suatu kutipan diambil dari sumber lain, op. cit (kependekan dari
iopere citatoi= “dalam karangan yang telah dikutip’), digunakan untuk menunjuk
kepada suatu buku yang telah disebut sebelumnya namun telah diselingi oleh
kutipan lain. loc. cit (kependekan dari loco citato = “dalam tempat yang telah
dikutip”), digunakan kalau kita menunjuk kepada halaman yang sama dari sumber
yang telah disebut. Contoh Pemakaian: ibid,op.cit., dan loc.cit.
Muhammad Muslich. 1993. Metode Kuantitatif. Jakarta: Fakultas Ekonomi-UI,
h.8.
Ibid, h.15.(berarti, dikutip dari buku tersebut
diatas)
Moh. Nazir, 1988. Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia,
h. 14.
Saifuddin Azwar. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 41.
Mar’at. 1984. Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya.
Jakarta: Ghalia Indonesia, h.60.
Moh. Nazir, op.
cit., h. 21. (artinya buku yang telah disebut diatas. Perhatikan penulisan
op. cit, selain dimiringkan, juga diberi garis).
Saifuddin Azwar, loc.
cit. (artinya buku yang telah disebut diatas pada halaman yang sama.
Perhatikan penulisan loc. cit, selain dimiringkan juga diberi garis).
Catatan :
Cara
pengutipan dengan menggunakan catatan kaki seperti diuraikan di atas, memang
agak rumit dan banyak seluk beluknya, namun dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan
kejujuran ilmiah para mahasiswa.
c.
Daftar
Pustaka
Daftar pustaka
memuat pustaka yang benar-benar diacu dalam tugas akhir. Cara penulisan daftar pustaka menggunakan
aturan APA (American Psychological Assosiation). Berikut aturan APA dalam
penulisan daftar pustaka:
1)
Referensi Buku dengan Satu Penulis
a)
Nama keluarga penulis diikuti koma dan spasi
b)
Inisial nama depan (dan tengah) penulis diikuti
titik setelah huruf dan spasi
c)
Tahun penerbitan terakhir dalam kurung diikuti
titik dan spasi
d) Judul
buku dicetak miring (setiap huruf pertama kata-kata yang penting menggunakan
huruf kapital) diikuti titik dan spasi
e)
Kota tempat publikasi diikuti titik dua dan
spasi
f)
Nama penerbit (hanya nama, sebutan lain seperti
PT, Inc, Ltd, Company tidak dicantumkan) diikuti titik
2)
Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data
dari internet, pertama; tulis nama, kedua; tulis (tahun buku atau tulisan
dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik), ketiga; tulis judul
buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi, keempat; tulis alamat websitenya
gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma,
kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut.
Contoh:
Albarda
(2004). Strategi Implementasi
TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance). From http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30,
3 August 2008
3)
Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama;
penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama
belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda
koma) dan dilanjutkan dengan nama depan, kedua; tahun pembuatan atau penerbitan
buku, ketiga; judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring
setelah judul gunakan (tanda titik), keempat; tempat diterbitkannya setelah
tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut
diakhiri dengan (tanda titik). Contoh:
a)
Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql.
Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
b)
Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server
Berbasis Windows Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.
4)
Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua
orang penulis dalam buku yang sama. Pertama tulis nama belakang dari
penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama
depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama
pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua /
ketiga ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah
penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap.
Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan
(&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang saja,
setelah penulisan nama selesai, Kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku
tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ ( )] setelah
itu beri (tanda titik). Ketiga; judul buku atau karangan setelah itu beri
(tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok.keempat; yaitu penulisan tempat
penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan terakhir kelima;
nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik)
ok. Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka.
Contoh:
a)
Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya,
W.B.T. (2008). Memasuki
Dunia E-Learning, Bandung: Penerbit Informatika.
b)
Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C.
(2004). Systems Analysis and
Design Methods. Indianapolis: McGraw-Hill Education.
Perlu
diingat juga untuk penulisan daftar pustaka yang banyak harus berurutan
penulisannya. Nama dari sumber yang diambil sebagai daftar putaka ditulis
berdasarkan urutan Abjad dari nama masing-masing tersebut, dimulai dengan
Abjad A-Z itulah urutan penulisan daftar pustaka yang baik
yaitu sesuai dengan urutan nama-namanya.
C. Menyusun Proposal Skripsi
Proposal skripsi adalah karangan
ilmiah yang dibuat sebelum pembuatan skripsi.
Skripsi adalah suatu karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa program
sarjana strata 1 (S1) diakhir peruliahanya. Melalui karya ilmiah ini, sivitas
akademika (masyarakatakademik) pada suatu perguruan tinggi dapat
mengkomunikasikan ide, gagasan kajian dan hasil penelitiannya. Tata cara penyusunan proposal skripsi adalah:
1.
Halaman
Judul
Terdiri dari judul,kata ”skripsi”
secara lengkap, keperluan atau maksud ditulisnya skripsi, lambang perguruan
tinggi, nama dan nomor induk mahasiswa, dan diikuti dengan nama program studi,
jurusan, nama lengkap lembaga, dan tahun
lulus ujian. Semua hruf dicetak dengan huruf besar, kecuali keperluan atau maksud
ditulisnya skripsi. Judul ditulis dengan
font 16 dan lainnya ditulis dengan font 14.
komposisi huryf dan letak masing-masing bagian diatur secara sistematis,
rapi dan serasi.
2.
Judul
Menggambarkan tentang materi
skripsi secara singkat, jelas dan spesifik.
Contoh:
SENTER DENGAN ISI ULANG DARI SUMBER ENERGI MEKANIK
3.
Pendahuluan
Pendahuluan, berisi rencana penelitian yang telah
digunakan, maksudnya, isi pendahululuan secara kesuluruhan adalah isi
rencana penelitian yang telah
dioperasionalkan dalam pelaksanaan
penelitian, secara garis
besar Bab pendahuluan terdiri atas sebab latar
belakan masalah, perumusan
masalah penelitian, tujuan penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka berfikir, & langkah – langkah penelitian.secara
teknis pendahuluan ditempatkan pada
halaman pertama.
4.
Latar
Belakang Masalah
Berisi uraian tentang kenyataan
yang melatarbelakangi
munculnya gagasan pembuatan skripsi, antara lain berupa gambaran tentang
keadaan riil lengkap dengan permasalahan yang ada yang perlu diselesaikan.
Paragraf berikutnya berisi gambaran keadaan lebih baik yang diharapkan setelah
masalahnya terselesaikan dan pentingnya masalah tersebut diselesaikan.
Contoh:
Perkembangan dalam dunia
elektronika saat ini sudah merupakan bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta inovasi yang pada saat ini tengah berjalan dengan pesat
seiring dengan lajunya zaman. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan manusia akan
kemudahan dan efisiensi penggunaan energi dalam berbagai bidang, namun bentuk
tetap ringkas serta berpenampilan menarik.
Salah satu dari sekian banyak
peralatan produk teknologi adalah senter. Sejak pertama kali diciptakan hingga
saat ini senter digunakan oleh manusia sebagai alat yang dapat mengeluarkan
cahaya untuk membantu manusia agar dapat melihat atau mengidentifikasikan suatu
benda yang berada dalam suatu tempat yang kurang mendapatkan cahaya atau bahkan
tidak adanya cahaya sama sekali. Kebutuhan senter saat ini sangat dibutuhkan
dalam kegiatan-kegiatan seperti navigasi darat,
poskamling, nelayan, kebutuhan di
rumah di saat mati lampu dan lain sebagainya.
Senter memang sangat dibutuhkan
oleh manusia sebagai salah satu sumber cahaya yang praktis. Penggunaan senter
tidak dapat terlepas dari ketersediaan energi pada baterai yang digunakan. Selama ini penggunaan senter sering terganggu
karena kehabisan energi dari yang digunakan. Senter tersebut dapat digunakan
kembali jika baterai diganti atau diisi ulang dengan mengambil energi dari
jaringan listrik PLN. Hal ini akan sulit dilakukan bila cadangan baterai habis
dan jauh dari jaringan listrik PLN.
Agar
penggunaan senter tidak terganggu, bila tidak ada baterai cadangan atau jauh
dari PLN diperlukan adanya senter yang sumber energinya tidak tergantung dari
dua jenis sumber energi tersebut. Dengan kata lain diperlukan senter yang
sewaktu-waktu dapat digunakan.
5. Perumusan
Masalah
Berisi tentang masalah-masalah
yang akan diselesaikan, alternatif penyelesaian yang bisa dilakukan, alternatif
terpilih lengkap dengan argumentasi. dilengkapi dengan keadaan yang
diharapkan setelah masalah tersebut terselesaikan.
Contoh:
Pada umumnya sumber energi
senter berupa baterai, baik sel kering yang satu kali pakai dibuang, atau
baterai yang bisa diisi ulang dengan jaringan listrik PLN. Dengan demikian akan
mengalami kendala ketika cadangan
baterai habis dan jauh dari jaringan listrik PLN. Untuk mengatasi hal ini
diperlukan sebuah senter yang siap digunakan setiap saat. Masalahnya adalah bagaimana mewujudkan sebuah
senter yang dapat diisi ulang dengan mudah setiap saat dan dimana saja tanpa
tergantung adanya jaringan listrik PLN.
6.
Tujuan
Penelitian
Berisi tujuan dilakukannya penelitian
atau pembuatan sebuah peralatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Contoh:
Mewujudkan sebuah senter yang dapat
diisi ulang dengan mudah setiap saat dan dimana saja tanpa tergantung adanya jaringan
listrik PLN.
7.
Kontribusi
Berisi
tentang manfaat hasil perancangan yang dilakukan bagi kehidupan masyarakat.
Contoh:
Senter hasil perancagan ini diharapkan
dapat digunakan untuk mengatasi kendala kehabisan energi baterai yang dapat
terjadi pada saat senter sebagai sumber cahaya benar-benar diperlukan pada saat
cadangan baterai habis atau jauh dari jaringan PLN.
8.
Tinjauan Pustaka
Berisi
tentang teori berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan dan
upaya penyelesaiannya. Bila diperlukan ada hipotesa bahwa masalah yang ada
dapat diselesaikan dengan sistem/alat yang dibuat.
a.
Variabel terikat atau kriterium: berisi
pengertian atau definisi variabel tersebut, aspek atau gejala dari variabel
tersebut yang nantinya dijadikan indikator dari alat ukur yang digunakan,
faktor-faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya
b.
Variabel bebas atau prediktor : berisi
pengertian atau definisi variabel tersebut, aspek atau gejala dari variabel
tersebut yang nantinya dijadikan indikator dari alat ukur yang digunakan,
faktor-faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya
c.
Subjek Penelitian : untuk menggambarkan subjek
penelitian — berisi pengertian, karakteristik dsb) mengenai subjek penelitian
(misal : remaja, ibu rumah tangga, waria, pekerja seks komersil, dsb)
d.
Hubungan antara Variabel A dengan B atau
Perbedaan pada variabel A berdasarkan variabel B : berupa dinamika yang
menggambarkan keterkaitan antara variabel A clan Variabel B (baik berupa hubungan,
pengaruh, atau perbedaan), sehingga nantinya dapat ditarik suatu hipotesis
e.
Hipotesis
9.
Kerangka Teoritik
Beri judul sesuai dengan isi/teori yang dibahas, misalnya MOTIVASI BELAJAR
DAN DISKUSI KELOMPOK .
Bagian ini memuat
komponen berikut :
a.
Teori-teori utama dan teori-teori turunannya
dalam bidang yang dikaji.
b.
Penelitian terdahulu yang relevan
dengan bidang yang diteliti, mengenai prosedur, subyek dan temuannya.
c.
Posisi teoretik peneliti yang berkenaan
dengan masalah yang diteliti
10.
Metode Penelitian
a.
Identifikasi variabel-variabel penelitian : berisi variabel
apa saja yang ada dalam penelitian tersebut
b.
Definisi operasional variabel-variabel penelitian : bentuk
operasional dari variabel-variabel yang digunakan, biasanya berisi definisi
konseptual, indikator yang digunakan, alat ukur yang digunakan (bagaimana cara
mengukur) & penilaian alat ukur
c.
Subjek penelitian : berisi karakteristik subjek yang
digunakan dalam penelitian, juga diberi penjelasan mengenai populasi, sampel
dan teknik sampling yang digunakan
d.
Teknik pengumpulan data : teknik dan alat ukur yang
digunakan dalam pengumpulan data dan setiap alat ukur yang digunakan perlu
dijelaskan
e.
Validitas dan reliabilitas alat pengumpul data : berisi
pengertian mengenai konsep validitas dan reliabilitas serta teknik yang
dilakukan. Jika menggunakan alat ukur yang sudah ada, hasil uji validitas dan
reliabilitasnya harap ditulis.
f.
Teknik analisis data : teknik yang digunakan untuk
menganalisis data penelitian
11. Sistematika Penulisan
Pada bagian ini disajikan data
yang ditentukan dalam penelitian, setelah diolah dan dianalisa. Kemudian, dilakukan pembahasan terhadap data itu, yang berpedoman
pada kerangka berfikir yang
digunakan. Biasanya, isi bagian
data dan pembahasan dibagi atas beberapa bab
atau lebih dari satu bab, pembagian ini konsisten dengan pertanyaan
penelitian terhadap masalah penelitian yang dirumuskan, tujuan
penelitian, kerangkan berfikir, yang semua dicantumkan dalam rencana
a.
Bab pertama , merupakan bagian pendahuluan yang memuatberbagai ketentuan
standar tentang penelitian ilmiah yakni , latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian , kerangka teoritik,metodologi
penelitian dan sistematika penulisan.
b.
Bab dua, mendeskripsikan temuan-temuan yang di peroleh di lapangan serta
prosesnya.
c.
Bab tiga, merupakan bagian terpenting dari suatu
penelitian karena berupaya untuk menganalisis temuan-temuan fakta dan data di
lapangan.
d.
Bab empat, merupakan bagian akhir yang berisi
kesimpulan dan saran serta rekomendasi.
12.
Daftar Pustaka
Ada beberapa
istilah lain yang dimaksud sama
dengan daftar pustaka yaitu daftar bacaan, pustakan acuan, atau dalam Bahasa
Inggris disebut Bibliography dan
Reference tersebut. Ada banyak cara
untuk penulisan daftar pustaka diantaranya adalah Nama penulis, tahun
penerbit, judul tulisan, volume (apabila
ada), nama penerbit, dan tempat penerbitan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi karangan adalah pengelompokan dan pengamatan
jenis fakta dan sifatnya menjadi kesatuan yang bertautan. Tema adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau
sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Topik adalah pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi
landasan penulisan suatu artikel. Tesis adalah pernyataan dalam
bentuk kalimat yang memuat gagasan pokok atau pikiran tulisan. judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga
miniatur isi bahasan.
Penulisan Bagian Pendahuluan Karangan, terdiri dari
latar belakang, masalah, ruang lingkup masalah atau perumusan masalah, tujuan
pembahasan, landasan teori, kerangka pemikiran dan hipotesis, metode dan teknik penelitian, lokasi penelitian, sumber data dan sistematika penulisan.
Penulisan bagian isi karangan terdiri dari kajian teori, objek penelitian dan pembahasan (analisis data). Penu#lisan bagian simpulan atau
penutup karangan terdiri dari iktisar, kesimpulan, saran.
Kutipan adalah proses
meminjam pendapat para ahli dalam disiplin tertentu baik langsung atau pun
tidak langsung yang dituangkan dalam karya ilmiah. Jenis-jenis
kutipan: kutipan langsung dan kutipan
tak langsung. Catatan kaki adalah keterangan tambahan
yang terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah
oleh seah garis sepanjang dua puluh ketukan (dua puluh karakter). Daftar Pustaka pustaka memuat pustaka
yang benar-benar diacu dalam tugas akhir.
Proposal Skripsi terdiri dari halaman judul, pendahuluan,
latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
kontribusi , tinjauan pustaka, kerangka teoritik,
metode penelitian,
sistematika penulisan, daftar pustaka
B. Saran
Apabila akan membuat suatu karangan
ilmiah, sebaiknya mempelajari metodologi penulisan karangan ilmiah terlebih
dahulu. Sehingga dalam proses pembuatan
karangan ilmiah, penulis tidak mengalami kesulitan dalam metodologi penulisan
karangan ilmiah, khususnya bagi mahasiswa yang akan membuat tugas akhir. Selain
itu, disarankan pula untuk membaca berbagai buku metodologi penulisan karangan
ilmiah sehingga pengetahuan dan wawasan mengenai metodologi penulisan semakin
luas.
DAFTAR
PUSTAKA
Wijaya Kusuma, Hembing.1991.Panduan Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bhrata Karya.
Drs. Maskurun.2007. Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk SMK. Yogyakarta: LP2IP.
http://csdl.ics.hawaii.edu/FAQ/FAQ/thesis-proposal.html, 05 April 2011
,
http://filsafat.ugm.ac.id/aw/CaraMenulisPaper.html,
17 April 2011
http://groups.yahoo.com/group/indonesia_damai/message/30009,
html, 19 April 2011
http://www.hartwick.edu/anthropology/proposal.html, 05 April 2011
http://khairudinhsb.blogspot.com/2008/07/makalah-daftar-pustaka-catatan-kaki-dan-kutipan.html,
22 April 2011
http://www.geo.utep.edu/Grad_Info/prop_guide.html, 29 Maret 2011
http://www.sentra-edukasi.com/2009/11/tata-cara-aturan-penulisan-kutipan.html,
22 April 2011
http://bahasa-Indonesia-dalam-penulisan-karya-ilmiah/html/30
Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar