MAKALAH
DASAR-DASAR
ILMU SOSIAL
SUB
MATERI
ILMU
PSIKOLOGI
Dosen
Pengampu: Saliman, M.Pd.
Disusun
Oleh:
Nunung
Khusnul Khotimah 10402241001
PROGRAM
STUDI
PENDIDIKAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2010
Kata
Pengantar
Puji syukur penulis
panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat, dan hidayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Sosial tanpa ada halangan apapun sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak
terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun
laporan ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan, demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis mohon maaf apabila
dalam laporan ini banyak kesalahan. Semoga bermanfaat bagi penulis sendiri dan
bagi pembaca.
Yogyakarta,
November 2010
Penulis
Daftar
Isi
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar
Isi.......................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
. Latar Belakang ............................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C.
Tujuan ......................................................................................... 2
BAB
II PEMBASAHAN
A.
Definisi Ilmu Psikologi................................................................ 3
B.
Konsep Dasar Ilmu Psikologi...................................................... 6
C.
Metode Penelitian Ilmu Psikologi................................................ 14
D.
Peran Ilmu Psikologi dalam Kehidupan Manusia........................ 22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 24
B.
Saran-Saran..................................................................................
25
Daftar Pustaka................................................................................................
26
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Pada mulanya semua ilmu, termasuk
psikologi, merupakan bagian dari filsafat. Sehingga ada pernyataan philosophy
is the mother of sciences. Psikologi menjadi bagian dari filsafat
berlangsung sampai abad ke-18. Pada saat itu pembahasan mengenai segi kejiwaan
dilakukan dengan pendekatan filosofis oleh para filsuf. Pertanyaan utama yang ingin dijawab oleh para
filsuf adalah: jiwa itu apa?. Sedangkan
metoda yang dipakai dalam membahas hal tersebut adalah reflective thinking.
Pada abad ke-18 para ahli berusaha
menjelaskan gejala-gejala jiwa dengan ilmu faal atau fisiologi. Para ahli dalam
bidang tersebut misalnya Sir Charles
Bell, Francois Magendi,
dan Johannes Peter Muller, telah
melakukan penelitian untuk memperoleh gambaran tentang perilaku manusia. Bell dan
Magendi berhasil menjelaskan gejala jiwa dalam hubungannya dengan saraf
sensoris dan saraf motoris. Muller menjelaskan gejala pengamatan dengan hukum
energi spesifik.
Pada abad
ke-19, tepatnya tahun 1879 psikologi diakui sebagai ilmu yang berdiri sendiri.
Pengakuan tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa pengetahuan yang mempelajari
segi kejiwaan manusia telah memenuhi syarat sebagai pengetahuan ilmiah, yaitu
memiliki objek yang spesifik dan metoda ilmiah. Diakuinya psikologi sebagai
suatu disiplin ilmu berkat usaha yang telah dilakukan oleh Wilhelm Wundt. Wundt, seorang filsuf,
dokter, sosiologi, dan ahli hokum dari Jerman, mendirikan laboratorium psikologi
yang pertama di dunia. Laboratorium tersebut didirikan oleh Wundt
di Leipzig, Jerman pada tahun 1879.
Dewasa ini ilmu
psikologi berkembang dengan pesat seiring dengan semakin kompleks nya dinamika
kehidupan masyarakat, sehingga lahirlah berbagai cabang-cabang ilmu baru dari
ilmu psikologi.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah definisi dari ilmu psikologi?
2.
Apa saja konsep dasar dari ilmu
psikologi?
3.
Apa saja metode yang digunakan dalam
penelitian ilmu psikologi?
4.
Apa saja peran ilmu psikologi dalam
kehidupan manusia?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui definisi ilmu psikologi
2.
Dapat memahami dan mengerti konsep dasar
dari ilmu psikologi
3.
Mengetahui metode penelitian ilmu
psikologi
4.
Mengetahui peran ilmu psikologi dalam
kehidupan manusia
BAB
II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
ILMU PSIKOLOGI
Perbedaan pandangan bukanlah merupakan hal yang baru
dalam lapangan ilmu lebih-lebih dalam lapangan ilmu sosial. Masing-masing ahli mempunyai sudut pandangan
sendiri-sendiri mana yang dianggap penting, sehingga akan berbeda dalam
meletakkan titik beratnya. Perbedaan
pandangan ini mungkin karena perbedaan bidang studi ataupun metode yang
digunakan dalam pendekatan masalah. Itu
akan jelas apabila dilihat tentang batasan apakah yang dimaksud dengan
psikologi itu.
Karena psikologi merupakan ilmu mengenai jiwa, maka
persoalan yang pertama-tama timbul ialah apakah yang dimaksud dengan jiwa itu. Menurut Ki Hajar Dewantara jiwa diartikan sebagai kekuatan yang menjadi
penggerak manusia. Jadi kalau jiwa itu
tidak ada tentulah manusia tidak hidup.
Dalam ilmu pengetahuan yang dinamakan psikologi positif, perkataan jiwa
diartikan sebagai:
1.
Kekuatan yang menyebabkan hidupnya
manusia
2.
Serta menyebabkan manusia dapat
berpikir, berperasaan dan berkehendak (budi)
3.
Lagi pula menyebabkan orang mengerti
atau insyaf akan segala gerak jiwanya.
Jiwa sebagai kekuatan hidup (levens beginsel) atau
sebabnya hidup telah pula dikemukakan oleh Aristoteles, yang memandang ilmu
jiwa sebagai ilmu yang mempelajari geala-gejala kehidupan. Jiwa adalah merupakan unsur kehidupan, jadi baik
manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan memiliki jiwa atau beranima. Karena itu maka terdapatlah tiga macam anima,
yaitu:
1.
Anima vegetative, yaitu anima atau jiwa
yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan, yang mempunyai kemampuan untuk makan-minum
dan berkembang biak
2.
Anima sensitive, yaitu anima atau jiwa
yang terdapat pada kalangan hwan yang di samping mempunyai kemampuan-kemampuan
seperti pada anima vegetativa juga mempunyai kemampuan-kemampuan untuk
berpindah tempat, mempunyai nafsu, dapat mengamati, dapat menyimpan
pengalaman-pengalamannya
3.
Anima intelektiva, yaitu yang terdapat
pada manusia, selain mempunyai kemampuan-kemampuan seperti yang terdapat pada
lapangan hewan masih mempunyai kemampuan lain yaitu berpikir dan berkemauan.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian
jiwa itu adalah sebagai unsur kehidupan, yang oleh Ki Hajar Dewantara dibatasi
pada unsure kehidupan pada manusia.
Kenyataan bahwa manusia itu berjiwa, kiranya tidak ada orang yang akan
membantah. Sekalipun jiwa itu sendiri
tidak menampak, tetapi dapat dilihat keadaan-keadaan yang dapat dipandang
sebagai gejala-gejala kehidupan kejiwaan.
Psikologi berasal dari perkataan Yunani
“psyche” yang artinya jiwa dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi
artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam
gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya.
Para ahli psikolog terdahulu
mendefinisikan psikologi sebagai studi kegiatan mental. Istilah mental
menyinggung masalah pikiran, akal, dan ingatan atau proses yang berasosiasi
dengan pikiran, akal, dan ingatan.
William James (1980), ahli psikolog
Jerman, memberikan definisi bahwa psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan
mental, termasuk fenomena dan kondisi-kondisinya. Fenomena tersebut menyinggung
perasaan, keinginan, kognisi, berpikir logis, keputusan, dan sebagainya.
Kenneth Clark dan George Millter
(1970), mendefinisikan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah mengenai perilaku.
Ruang lingkupnya mencakup berbagai proses perilaku yang diamati, seperti gerak
tangan, cara berbicara, perubahan kejiwaan, dan proses yang hanya dapat
diartikan sebagai pikiran dan mimpi.
Menurut Windt (1981) psikologi itu
merupakan ilmu tentang kesadaran manusia.
Para ahli psikologi akan mempelajari proses-proses elementer dari
kesadaran manusia itu. Unsur kesadaran
manusia yang merupakan refleksi dari keadaan jiwa merupakan hal yang dipelajari
dalam psikologi.
Disamping itu, Woodwort dan Marquis
(1975) mengajukan pendapat bahwa yang dimaksud dengan psikologi itu merupakan
ilmu tentang aktivitas-aktivitas individu.
Pengertian aktivitas dalam arti yang luas, baik aktivitas motorik,
kognitif, maupun emosional.
Branca (19640 dalam bukunya yang
berjudul Psychology: The Science of Behavior, menjelaskan bahwa psikologi
merupakan ilmu tentang perilaku, dan dalam hal ini adalah menyangkut perilaku
manusia. Namun tak hanya perilaku
manusia, perilaku hewan pun turut dikemukakan.
Morgan, dkk (1984) menyatakan bahwa
psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku manusia dan hewan, namun
pengeterapan dari ilmu itu pada manusia.
Sartain, dkk (1967) menyatakan bahwa psikologi itu merupakan ilmu
mengenai tingkah laku manusia. Tetapi
para ahli psikologi juga mempelajari perilaku hewan dan dari hasil penelitian tersebut
mungkin dapat berguna untuk mengerti tentang keadaan manusia.
Dapat disimpulkan bahwa psikologi
sebagai suatu ilmu atau studi ilmiah yang meneliti serta mempelajari tentang
perilaku dan aktivitas-aktivitas, baik manusia maupun hewan. Aktivitas ini meliputi perilaku yang terlihat
maupun yang tidak terlihat.
B.
KONSEP DASAR ILMU PSIKOLOGI
Konsep psikologi adalah
gagasan-gagasan mengenai sesuatu yang menyangkut tentang tingkah laku manusia
dan lingkungan sekitarnya melalui pengalaman-pengalaman yang dialami. Psikologi
menyentuh semua aspek kehidupan manusia. Psikologi dipelajari untuk lebih
mengenal diri sendiri dan orang lain. Setelah mengenal diri maka dia akan
berusaha menyesuaikan dengan orang lain.
Konsep psikologi meliputi:
1.
Motivasi
Menurut Chaplin (1993) dan Thoha (1999) motivasi adalah suatu keadaan dan ketegangan
individu yang membangkitkan dan memelihara serta mengarahkan tingkah laku yang
mendorong (drive) menuju tujuan (goal) untuk mencapai suatu kebutuhan
(need). Peranan motivasi dalam kehidupan
manusia sangat penting menurut MCLelland (1953), seseorang dianggap memiliki
motivasi untuk berprestasi, jika ia memiliki keinginan untuk berkarya lebih
baik dari karya orang lain.
2.
Konsep Diri
Konsep diri merupakan penilaian tentang dirinya oleh orang lain
yang menyangkut aspek fisik, persepsi dan kesikapan. Konsep diri pun merupakan penilaian tentang
dirinya yang sering diibaratkan sama dengan/serupa dengan hasil penilaian orang
lain. Artinya, setiap hubungan sosial di
mana seseorang itu terlibat merupakan suatu cerminan diri yang disatukan dalam
identitas orang itu sendiri, pendapat ini dikemukakan oleh Johnson (1986). Dengan demikian, konsep diri merupakan sebuah
produk kekuatan dan sosial yang merupakan agen penciptaan diri.
3.
Sikap
Konsep sikap merujuk pada masalah yang lebih banyak bersifat
evaluatif afektif terhadap suatu kecenderungan atas reaksi yang
dipilihnya. Sikap merupakan tendensi
untuk bereaksi secara menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap sekelompok
stimuli yang ditunjuk, misalnya suatu kelompok etnis atau komunitas, adat
istiadat atau lembaga. Sikap tidak dapat diamati secara langsung, tetapi harus
disimpulkan dari perilaku yang jelas, baik verbal maupun nonverbal.
4.
Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
pengindraan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui
alat indra atau juga disebut proses sensoris.
Namun proses itu tidak berhenti begitu saja,melainkan stimulus tersebut
diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Proses pengindraan merupakan proses pendahulu
dari proses persepsi. Proses pengindraan
dapat melalui: mata sebagai penglihatan, telinga sabagai pendengaran, hidung
sebagai pembau, kulit sebagai perasa, lidah sebagai pengecap atau perasa. Alat indra merupakan alat penghubung antara
individu dengan dunia luarnya hal ini dikemukakan oleh Branca(1964) serta Woodworth
dan Marquis (1957).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
pengorganisasian,penginterprestasian terhadap stimulus yang diinderanya
sehingga merupakan suatu yang berarti dan merupakan respon yang integraded
dalam diri individu.Karena itu dalam pengindraan orang akan mengaitkan dengan
stimulu,sedangkan dalam persepsi orang akan mengaitkan dengan obyek(Branca,1964)
Faktor-faktor
yang berperan dalam persepsi:
a.
Obyek
yang dipersepsi
Obyek
menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan
yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagi reseptor.
b.
Alat
Indera
Alat indera
atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.
c.
Untuk
menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian,yaitu merupakan
langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.
Faktor
yang berperan proses persepsi dapat terjadi antara lain:
a.
Objek atau
stimulus yang dipersepsi
b.
Alat indra
dan syaraf-syaraf serta pusat susunan syaraf yang merupakan syarat fisiologis perhatian
yang merupakan syarat psikologis
5.
Frustasi
Dalam rangka
individu mencapai tujuan kadang-kadang atau justru sering individu menghadapi
masalah,frustasi timbul karena adanya bloking dari perilaku yang disebabkan
adanya kendala yang menghadapinya.Individu yang mengalami frustasi dapat
mengalami depresi,merasa bersalah,rasa takut dan sebagainya.
Sumber frustasi antara lain:
a.
Lingkungan ,norma yang mengikat dapat
menimbulkan frustasi
b.
Kemampuan individu,kadang tidak percaya
diri juga akan menimbulkan frustasi bagi individu
c.
Munculnya dua factor yang sama,misalkan
cinta segitiga pada kasus tersebut kedua perasaan membutuhkan pemenuhan namun
tidak dapat dipenuhi dalam waktu yang sama
Jenis-Jenis Konflik:
a.
Konflik angguk-angguk
Konflik ini timbul jika individu
menghadapi dua motif atau lebih yang kesemuanya bernilai positif
b.
Konflik geleng-geleng
Koflik yang timbul jika individu
menghadapi dua motif atau lebih yang kesemuanya bernilai negative
c.
Konflik geleng angguk
Konflik ini timbul jika individu
menghadapi dua factor yang berlainan antara positif dan negative maka individu
harus memilih salah satu.
Respon yang diambil jika individu menghadapi
bermacam-macam motif antara lain:
a.
Pemilihan atau penolakan
b.
Kompromi
c.
Ragu-ragu
6.
Sugesti
Merupakan bagian dari bentuk
interaksi social yang meneriam dengan mudah pengaruh dari orang lain
Seseorang dengan mudah dapat
menerima sugesti,terjadi karena berbagai hal:
a.
Bila yang bersangkutan mengalami
hambatan-hambatan dalam daya kritisnya,apakah itu karena stimulus yang
emosional atau karena stimulus yang emosional,contoh: saat melihat konser
penonton akan berteriak histeris melihat idolanya
b.
Karena terpecah belah
pikirannya,contoh:tidak konsentrasi
c.
Adanya dukungan yang mempengaruhi untu
merubah pandangan awal.
7.
Prestasi
Menurut Chaplin (1993), prestasi merupakan pencapaian atau hasil
yang telah dicapai yang memerlukan suatu kecakapan/keahlian dalam tugas-tugas
akademis maupun non akademis. Bahwa
seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, tidaklah semata-mata
karena mengejar materi dan meningkatkan status sosial, melainkan memiliki nilai
dan kebanggaan tersendiri secara batiniah.
8.
Crowding (Kerumunan Massa)
Chaplin (1999) menyatakan, crowding merupakan suatu kumpulan
orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama walaupun tidak saling mengenal
dengan emosi-emosi yang mudah dibangkitkan dan tidak kritis.
Pendapat Gustav Le Bon (1841-1932) bahwa suatu massa seakan-akan
memiliki suatu jiwa tersendiri yang berlainan sifatnya dengan jiwa individu
satu persatu. Jiwa massa tersebut
implusif, lebih mudah tersinggung, lebih mudah terbawa oleh sentiment-sentiment,
kurang rasional, lebih bersifat primitif serta sukar dikendalikan.
9.
Imitasi
Imitasi merupakan salah satu proses interaksi sosial yang banyak
terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan meniru perbuatan orang lain secara
disengaja. Pengaruh positifnya yaitu
imitasi dapat menimbulkan pengaruh makin patuhnya terhadap norma-norma yang
berlaku, terutama dalam system masyarakat patrimonial. Sedangkan secara negative, seperti dengan
maraknya penyiaran film-film kekerasan maka di masyarakat dan sekolah pun
kekerasan makin meningkat intensitasnya.
10.
Kesadaran
Menurut Wright, konsep kesadaran memiliki makna inti yang merujuk
pada suatu kondisi atau kontinum di mana kita mampu merasakan, berpikir, dan
membuat persepsi. Kesadaran pun sangat
dipengaruhi oleh sudut pandang individual, dan kita mungkin dapat mengatakan bahwa
aspek-aspek subjektif dari kesadaran itu berada di luar penjelasan system ilmu
pengetahuan yang didasarkan pada pemahaman bersama, bahkan berada di luar semua
makna yang terkonstruksikan secara sosial.
11.
Fantasi
Fantasi ialah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan
atau bayangan-bayangan baru.Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia dapat
terjadi:
a.
Secara
disadari yaitu apabila seseorang menyadari bahwa fantasi itu benar-benar muncul
dari dalam diri individu
Contoh:seorang
pelukis,melukis suatu gambaran yang berasal dari dalam fantasi pelukis sendiri
b.
Secara tidak disadari,yaitu apabila
individu tidak secara sadar telah dituntun oleh fantasinya
Contoh: seorang anak memberikan
pernyataan tidak sesuai dengan kenyataanmeskipun dia tida bermaksud untuk
berbohong.
Macam-macam fantasi:
a.
Fantasi yang menciptakan yaitu merupakan
bentuk atau jenis fantasi yang menciptakan sesuatu.Misal seorang ahli mode
pakaian menciptakan gaya fashion yang sesuai dengan fantasinya.
b.
Fantasi yang dituntun atau dipimpin
yaitu merupakan bentuk fantasi yang dituntun oleh pihak lain
Contoh: saat orang melihat film maka ia akn
berfantasi seolah-olah ia ikut merasakan apa yang terjadi di dalam konflik film
tersebut
Sedangkan
dilihat dari cara mengabstraksi fantasi dapat dibedakan menjadi:
a.
Fantasi yang mengabstraksi,yaitu cara
orang berfantasi dengan mengabstraksi beberapa bagian,sehingga ada
bagian-bagian yang dihilangkan
Misal: Saat seorang anak diajak untuk menceritakan
mengenai bagaimana pemandangan gurun pasir namun dia belum pernah melihat
padang pasir secara langsung maka dia dapat berfantasi dengan menyamakan
pemandangan lapangan yang luas.
b.
Fantasi yang mendeterminasi,yaitu cara
orang yang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih dahulu
Contoh :orang dapat berfantasi
bahwa bentuk tubuh kucing sama dengan anjing.
c.
Fantasi yang mengkombinasi,yaitu orang
yang berfantasi dengan cara mengkombinasikan pengertian-pengertian atau
bayangan-bayangan yang ada pada individu bersangkutan.
Misal: orang berfantasi tentang ikan
duyung dalam benaknya dia akan membayangkan kepala ikan berwujud kepala manusia
sedangkan tubuhnya seperti ikan.
12.
Personalitas
Menurut Colman (2000) personalitas merupakan sebuah konsep samar
yang mencakup seluruh karakteristik psikologi yang membedakan seseorang dengan
yang lainnya. Chaplin berpendapat bahwa
secara garis besar pesonalitas pada hakikatnya merupakan organisasi dinamis
dalam individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan
tingkah laku dan pikiran yang dimiliki secara karakteristik.
13.
Pikiran
Menurut Valentine (2000) berpikir berasal dari bahasa Teutonic
kuno, yaitu gamundi yang artinya berpikir, mengingat, bermaksud atau
intend. Berbagai pengertian ini tampak
sekali sebagai frase, seperti mengingat kembali, memerhatikan, dan mengubah
pikiran orang.
Sementara
itu, Plato membagipikiran dalam tiga bagian, yakni fungsi-fungsi kognitif,
konatif dan afektif, hal tersebut bertahan hingga abad ke-19. Saat ini banyak orang berasumsi bahwa pikiran
diidentifikasi sebagai system yang mengatur perilaku, bukan diidentifikasi
berdasarkan kesadaran.
14.
Insting atau Naluri
Insting merupakan dorongan biologis pada suatu implus untuk
melakukan tindakan tertentu tanpa kesadaran yang sifatnya turun temurun atau
bawaan dengan mengabaikan pengalaman hidup maupun hasil belajar.
15.
Mimpi
Mimpi secara psikologis
merujuk pada suatu aktivitas sederetan tamsil simbolik, ide, gagasan, hasrat
terpendam, kebutuhan, dan konflik yang saling bertalian dan berlangsung selama
tidur, selama dikuasai obat bius maupun selama dalam kondisi terhipnotis,
pendapat ini dikemukakan oleh Chaplin.
Manfaat dari mimpi
a.
Dapat
melenyapkan ingatan yang tidak diperlukan atau tidak diinginkan dari pengalaman
yang dialami oleh orang yang bersangkutanselama satu hari penuh sebelum tidur
b.
Proses
belajar atau pengingatan atas hal-hal penting yang di alami pada masa
sebelumnya
c.
Penghimpun
informasi
Ruang lingkup dari ilmu psikologi adalah:
1.
Psikologi
Sosial
2.
Psikologi
Klinis dan Penyuluhan atau Konseling
3.
Psikologi
Konstitutional
4.
Psikofarmakologi
5.
Psikologi
Okupasional
6.
Psikologi
Politik
7.
Psikologi
Sekolah dan Pendidikan
8.
Psikologi
Perkembangan
9.
Psikologi
Kepribadian
10. Psikologi Lintas Budaya
11. Psikologi Rekayasa
12. Psikologi Lingkungan
13. Psikologi Konsumen
14. Psikologi Industri dan Organisasi
a.
Psikologi
Personalia
b.
Psikologi
Industri atau Sosial Klinis
c.
Psikologi
SDM atau Rekayasa Manusia
C.
METODE PENELITIAN DALAM ILMU PSIKOLOGI
Penentuan sesuatu metode merupakan hal
yang penting setelah penentuan objek yang akan dipelajari. Dari segi metode akan terlihat ilmiah
tidaknya sesuatu penelitian itu. Pada dasarnya
metode penelitian dapat dibedakan atas dua bagian yang besar, yaitu metode
longitudinal dan cross-sectional.
1.
Metode
Longitudinal
Metode ini merupakan
metode penelitian yang membutuhkan waktu relatif lama untuk mencapai sesuatu
hasil penelitian. Dengan metode ini
penelitian dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan bahkan mungkin tahun demi
tahun. Karena itu apabila dilihat segi
perjalanan penelitian ini adalah secara vertikal. Dengan menggunakan metode ini peneliti
membutuhkan waktu yang lama, kesabaran serta ketekunan
2.
Metode
Cross-sectional
Metode ini merupakan suatu metode
penelitian yang tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama di dalam mengadakan
penelitian. Dengan metode ini dalam waku
yang relatif singkat dapat dikumpulkan bahan yang banyak. Apabila dilihat jalannya penelitian adalah
secara horizontal. Tapi pada umunya
hasil penelitian kurang mendalam.
Disamping
metode tersebut diatas dalam penelitian psikologi digunakan pula metode-metode
sebagai berikut:
1.
Metode
Eksperimental
Metode
ini pertama kali dipakai oleh Wilhelm Wundt. Agar metode ini dapat mencapai hasil yang
dapat dipertanggungjawabkan, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi,
yaitu:
a.
Kita harus dapat menentukan waktu
terjadinya gejala yang ingin kita selidiki
b.
Kita harus dapat mengikuti
berlangsungnya gejala yang ingin kita selidiki,dan harus mengamatinya dengan
perhatian khusus
c.
Tiap-tiap pengamatan atau observasi
harus dapat kita ulangi dalam keadaan-keadaan yang sama.
d.
Kita harus dapat mengubah-ubah dengan
sengaja syarat-syarat keadaan eksperimen.
Dalam
metode eksperimental peneliti dengan sengaja menimbulkan keadaan atau situasi
yang ingin diteliti atau dengan kata lain peneliti menggunakan perlakuan atau
treatment, yang ingin diketahui akibat dari treatment tersebut. Prinsip dalam eksperimen ialah ingin
mengetahui efek sesuatu perlakuan yang dikenakan olehpeneliti terhadap keadaan
yang dikenainya. Dalam eksperimen,
treatment merupakan veariabel bebas, sedangkan perubahan yang terjadi merupakan
variable tergantung.
Disamping
adanya kelompok eksperimen, diperlukan juga adanya kelompok kontrol. Kelompok kontrol ini berguna untuk mengontrol
apakah perubahan yang ada betul-betul sebagai akibat adanya perlakuan
tersebut. Selain itu juga berguna untuk
membandingkan antara yang dikenai perlakuan eksperimen dengan yang tidak
dikenai perlakuan.
Agar
dapat tercapai penelitian dengan hasil yang sebaik-baiknya maka eksperimen
dilakukan baik di dalam laboratorium maupun di luar laboratorium, namun
kedua-duanya ditempuh dengan memperhatikan syarat-syarat eksperimen.
2.
Metode
Non-Eksperimental
Pada metode ini peneliti mencari
atau menunggu sampai dijumpai keadaan atau situasi yang ingin diteliti, jadi
mencari situasi yang ada dalam keadaan wajar.
Untuk
lebih terperinci dapat dikemukakan metode-metode yang digunakan dalam lapangan
psikologi sebagai berikut:
a.
Metode
Introspeksi
Metode ini merupakan
suatu metode penelitian dengan melihat peristiwa-peristiwa kejiwaan ke dalam
dirinya sendiri. Kelemahan pokok yang
sering dikemukakan terhadap metode ini ialah bahwa metode ini bersifat
subjektif. Karena itu dengan metode ini
sukar untuk mecapai segi objektivitas padahal segi objektivitas dituntut oleh
ilmu pengetahuan.
b.
Metode
introspeksi eksperimental
Metode ini merupakan
penggabungan metode introspeksi dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen, maka sifat
subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode introspeksi murni hanya diri
peneliti yang menjadi objek. Namun, pada
metode ini jumlah subjek banyak, yaitu orang-orang yang dieksperimentasi itu. Dengan luasnya atau banyaknya subjek
penelitian maka hasil penelitian akan lebih bersifat objektif.
c.
Metode
ekstrospeksi
Pada metode ini subjek
penelitian bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan demikian diharapkan adanya sifat yang
objektif dalam penelitian. Namun metode
ini sebenarnya berdasarkan atas metode intospeksi maka kelemahan-kelemahan yang
terdapat pada metode introspeksi sedikit banyak juga akan terdapat pada metode
ekstrospeksi.
d.
Metode
Kuesioner
Kuesioner atau sering
pula disebut angket merupakan meotde penelitian dengan menggunakan daftar
pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh yang menjadi
subjek dari penelitian tersebut. Dengan
angket, orang akan dapat memperoleh fakta atupun opini. Pertanyaan itu ada beberapa macam bentuk atau
jenis yang sekaligus memberikan bentuk atau jenis angket, yaitu:
1)
Pertanyaan yang tertutup (closed
questions), yaitu bentuk pertanyaan,
orang yang akan dikenai angket (responden) tinggal memilih jawaban-jawaban yang
telah disediakan dalam angket tersebut.
2)
Pertanyaan yang terbuka (open
questions), yaitu bentuk pertanyaan yang responden masih diberikan kesempatan
seluas-luasnya untuk memberikan jawaban.
Pada umumnya apabila akan mendapatkan opini dipakai angket bentuk ini.
3)
Pertanyaan yang terbuka dan tertutup,
yaitu merupakan campuran dari kedua macam pertanyaan tersebut diatas.
Dilihat
dari cara orang memberikan informasi, angket terbagi menjadi dua, yaitu:
1)
Angket Langsung. Angket yang diberikan kepadasubjek
yangdikenai, tanpa menggunakan perantara.
Jadi peneliti langsung mendapatkan bahan dari sumber pertama (first
resource)
2)
Angket Tidak Langsung. Angket yang menggunakan perantara dalam
menjawab. Jawaban-jawaban tidak langsung
didapatkan dari sumber pertama, tetapi melalui perantara.
Keuntungan
metode angket:
1)
Metode angket merupakan metode yang
praktis
2)
Dalam waktu singkat dapat dikumpulkan
data yang relative banyak
3)
Orang dapat menjawab leluasa, sehingga
tidak dipengaruhi oleh orang-orang lain
Kelemahan metode angket:
1)
Karena dengan angket peneliti mungkin
tidak dapat langsung berhadapan muka dengan yang diteliti, maka apabila ada
hal-hal yang kurang jelas, keterangan lebih lanjut sulit diperoleh
2)
Pertanyaan-pertanyaan tidak dapat diubah
disesuaikan dengan situasinya
3)
Biasanya angket yang telah dikeluarkan
tidak semua dapat kembali
4)
Kesalahan dalam pelaksanaan, kurang
terangnya pertanyaan, menyebabkan kurang validnya bahan yang diperoleh.
e.
Metode
Interviu
Merupakan metode penelitian
dengan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan
diberikan secara lisan.
Keuntungan
metode angket:
1)
Pada interviu hal-hal yang kurang jelas
dapat dperjelas, sehingga orang dapat mengerti apa yang dimaksudkan
2)
Pada saat interviu penginterviu dapat
menyesuaikan dengan keadaan yang diinterviu.
3)
Dalam interviu adanya hubungan yang
langsung.
Kelemahan
metode angket:
1)
Penelitian dengan interviu kurang hemat
dan membutuhkan waktu yang lama
2)
Pada interviu dibutuhkan keahlian dan
untuk memenuhi ini dibutuhkan waktu.
3)
Pada interviu pabila telah ada prasangka
maka akan mempengaruhi interviu, sehingga hasilnya tidak objektif
f.
Metode
Biografi
Metode ini merupakan
tulisan tentang kehidupan seseorang yang merupakan riwayat hidup. Dalam biografi orang menguraikan tentang
keadaaan, sikap-sikap ataupun sifat-sifat lain mengenai orang yang
bersangkutan. Metode ini kadang-kadang
bersifat subjektif, dalam arti menurut pandangan yang membuat biografi itu.
g.
Metode
Analisis Karya
Merupakan suatu metode
penelitian dengan mengadakan analisis dari hasil karya.
h.
Metode
Klinis
Metode ini mula-mula
timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaan orang-orang yang jiwanya
terganggu (abnormal). Kelemahannya
metode ini seakan-akan memberikan kesan bahw subjeknya orang-orang yang jiwnya tidak
normal,m hingga hasil yang dicapai kurang menggambarkan keadaan jiwa pada
umumnya.
i.
Metode
Testing
Metode ini merupakan
metode penelitian yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau
tugas-tugas lain yang telah distandardisasikan.
Pada tes orang ingin mengetahui kemapuan-kemampuan ataupun sifat-sifat
lain dari testee. Metode ini mulai
terkenal setelah asil kerja dari Binet.
Pada tahun 1904 Binet mendapatkan tugas dari pemerintah Perancis.
j.
Metode
Statistik
Metode ini digunakan
untuk mengadakan penganalisisan terhadap materi atau data yang telah
dikumpulkan dalam suatu penelitian.
Fungsi dan peranan
statistik adalah sebagai berikut:
1)
Statistik memungkinkan pencatatan secara
paling eksak data penyelidikan
2)
Statistik memaksa penyelidik menganut
tata-pikir dantata kerja yang definit dan eksak
3)
Statistik menyediakan cara-cara
meringkas data ke dalam bentuk yang lebih banyak artinya dan lebih gampang
mengerjakannya.
4)
Statistik memberi dasar-dasar untuk
menarik konklusi-konklusi melalui proses-proses yang mengikuti tata yang dapat
diterima oleh ilmu pengetahuan.
5)
Statistik member landasan untuk
meramalkan secara ilmiah tentang bagaimana sesuatu gejala akan terjadi dalam
kondisi-kondisi yang telah diketahui.
6)
Statistik memungkinkan penyelidik
menganalisis, menguraikan sebab akibat yang kkompleks dan rumit, yang tanpa
statistic akan merupakan peristiwa yang membingungkan, kejadian yang tak
teruraikan.
k.
Metode
Survey
Metode ini
biasanya digunakan untuk mengumpulkan keterangan mengenai kelompok tertentu
yang ingin diselidiki. Dalam
pelaksanaan, biasanya dengan menggunakan wawancara, observasi atau angket
sebagai alat utnuk mengumpulkan keterangan-keterangannya. Seperti pendapat politik, pilihan para
konsumen, sebab-sebab mereka partisipatif atau tidak dalam pemilu, kebutuhan perawatan
kesehatan dan sebagainya. The Gallup
Poll dan The United States Census, mungkin merupakan contoh survey yang
terkenal.
Di dalam survey
biasanya si penyelidik menggunakan sampel yaitu sebuah kelompok kecil yang
dianggap representative dari pada kelompok besar yang ingin diselidikinya. Dari sampel ini kemudian diselidiki dengan
teliti dan cermat tentang hal-hal yang ingin diketahui. Bila cara-cara memilih sampel ini memenuhi
syarat, maka hasilnya akan dianggap sama dengan seluruh populasi yang ingin
kita ketahui.
l.
Metode
Tes
Metode ini digunakan untuk mengukur
segala jenis kemampuan seperti minat, bakat, intelegensi, sikap maupun tes
prestasi belajar. Melalui metode ini
memungkinkan para ahli psikologi memperolhe sejumlah besar data dari sekelompok
orang dengan gangguan tak berarti dari pekerjaan rutin dan tanpa peralatan
laboratorium yang rumit.
m.
Metode
Riwayat Kasus
Metode penelaahan riwayat hidup secara ilmiah
dikenal sebagai sebagai riwayat kasus, merupakan sumber data yang penting bagi
para ahli psikologi dalam mempelajari individu.
Sebagian besar riwayat kasus dipersiapkan dengan cara merekonstruksikan
riwayat hidup seseorang berdasarkan kejadian dan catatan teringat.
Keunggulan metode ini adalah tidak tergantung pada
ingatan individu yang diwawancarai, tetapi benar-benar atas data atau catatan
yang telah dilakukan.
Secara umum metode yang dominan
dalam penggunaan ilmu psikologi khusus nya yang berkaitan dengan kehidupan
manusia yaitu metode eksperimental, metode angket, metode interview, metode
survey, metode tes , metode riwayat kasus, serta metode klinis.
D. PERAN
ILMU PSIKOLOGI DALAM KEHIDUPAN
MANUSIA
Dewasa ini, peran ilmu psikologi hampir mendominasi
kehidupan manusia. Pendominasian ini
dikarenakan semakin tingginya kompleksivitas kehidupan yang dilalui oleh
manusia. Berikut ini peran-peran ilmu psikologi dalam kehidupan manusia:
1.
Dengan adanya psikologi sosial, dapat
membantu menangani berbagai macam konflik yang terjadi di dalam masyarakat,
dengan memperhatikan aspek-aspek budaya dan kondisi lingkungan
2.
Psikologi klinis berperan untuk
memahami, mendiagnosis dan mengatasi berbagai masalah atau penyakit psikologi
3.
Membantu individu memahami dan mengubah
perasaan, pikiran, dan perilaku kejiwaan; mengatasi tekanan mental;
menanggulangi krisis; dan meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan berbagai
persoalan, semua itu merupakan peranan dari psikologi konseling
4.
Dengan adanya psikologi konstitusional,
kita dapat mengetahui adanya keterkaitan antara tipe-tipe fisik tertentu dengan
kepribadian atau temperamen
5.
Ditemukannya berbagai macam obat yang
dapat mengobati gangguan psikiatris, karena adanya psikofarmakologi
6.
Adanya pengetahuan mengenai pemberian
dan penafsiran hasil tes inteligensi, tes hasil belajar dan tes kepribadian,
serta adanya pengevaluasian kegiatan belajar dan emosi. Semua merupakan manfaat dari psikologi
sekolah
7.
Manfaat dari psikologi pendidikan yaitu
peningkatan kualitas pembelajaran bagi guru dan hasil-hasil belajar bagi
peserta didik
8.
Beredarnya buku-buku pegangan ringkasan
data mengenai kemampuan sensorik, motorik dan kapasitas-kapasitas lainnya yang
dimiliki manusia yang relevan untuk
dimanfaatkan oleh para ahli teknik dalam mendesain perlengkapan, peran
psikologi rekayasa
9.
Adanya pengkajian mengenai akibat yang
sebelumnya sudah terpikirkan manusia dan akibat yang diperhitungkan sebelumnya,
peranan dari psikologi lingkungan
10. Psikologi
konsumen berperan dalam peralihan pusat perhatian dari konsumen sebagai pembeli
ke konsumen sebagai konsumen.
11. Dengan
adanya psikologi personalia, adanya analisis pekerjaan dan tes kemampuan. Analisis pekerjaan berguna untuk memudahkan
dalam penentuan tugas-tugas yang paling penting maupun yang paling sering
dilaksanakan dalam mengukur keahlian dan kecakapan. Sedangkan tes kemampuan untuk menjajagi
gambaran kekuatan kelemahan para calon pegawai untuk memenuhi tuntutan
pekerjaan.
12. Kesejahteraan
psikologis para pekerja lebih diperhatikan, hal ini disebabkan oleh psikologis
industri
13. Adanya
upaya pengaturan dan perancangan lingkungan kerja agar cocok dengan kapasitas
dan keterbatasan manusia, berkat psikologi SDM atau Rekayasa Manusia.
Berpijak dari
berbagai macam peran psikologi dalam segala lini dan aspek kehidupan manusia
maka secara langsung atau tidak langsung psikologi dengan berbagai cabang
keilmuannya akan mempengaruhi gaya hidup, pemikiran, sikap dan kepribadian
manusia maupun pembentukan alur sejarah kehidupan manusia secara terus menerus.
Hal ini juga akan berpengaruh pada pembentukan lingkaran antar ilmu yang saling
berhubungan dalam mewarnai kehidupan manusia.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan diatas dapat
disimpulkan bahwa ilmu psikologi adalah suatu ilmu atau studi ilmiah yang
meneliti serta mempelajari tentang perilaku dan aktivitas-aktivitas, baik
manusia maupun hewan. Aktivitas ini
meliputi perilaku yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
Konsep dasar dari ilmu psikologi adalah
motivasi, konsep diri, sikap, persepsi, frustasi, sugesti, prestasi, crowding
(kerumunan massa), imitasi, kesadaran, fantasi, prsonalitasi, pikiran, insting
atau naluri, dan mimpi.
Metode-metode yang digunakan dalam
penelitian ilmu psikologi antara lain metode longitudinal, metode
cross-sectional, metode eksperimental, metode non-eksperimental, metode
introspeksi. metode introspeksi eksperimental, metode ekstrospeksi, metode
kuesioner, metode interviu, metode biografi, metode analisis karya, metode klinis,
metode testing, metode statistik, metode survey, metode tes dan metode riwayat
kasus
Adapun peran dari psikologi dalam kehidupan
masyarakat anatara lain:
Membantu menangani
berbagai macam konflik yang terjadi di dalam masyarakat, dengan memperhatikan
aspek-aspek budaya dan kondisi lingkungan. Psikologi klinis berperan untuk
memahami, mendiagnosis dan mengatasi berbagai masalah atau penyakit psikologi, membantu
individu memahami dan mengubah perasaan, pikiran, dan perilaku kejiwaan;
mengatasi tekanan mental; menanggulangi krisis; dan meningkatkan kemampuan
dalam menyelesaikan berbagai persoalan, semua itu merupakan peranan dari
psikologi konseling. Psikologi konstitusional
untuk mengetahui adanya keterkaitan antara tipe-tipe fisik tertentu dengan kepribadian
atau temperamen, berbagai macam obat yang dapat mengobati gangguan psikiatris,
karena adanya psikofarmakologi. Psikologi sekolah yang berperan sebagai
pengetahuan mengenai pemberian dan penafsiran hasil tes inteligensi, tes hasil
belajar dan tes kepribadian, serta adanya pengevaluasian kegiatan belajar dan
emosi, Beredarnya buku-buku pegangan ringkasan data mengenai kemampuan
sensorik, motorik dan kapasitas-kapasitas lainnya yang dimiliki manusia yang
relevan untuk dimanfaatkan oleh para ahli teknik dalam mendesain perlengkapan,
peran psikologi rekayasa. Adanya
pengkajian mengenai akibat yang sebelumnya sudah terpikirkan manusia dan akibat
yang diperhitungkan sebelumnya, peranan dari psikologi lingkungan. Psikologi
konsumen berperan dalam peralihan pusat perhatian dari konsumen sebagai pembeli
ke konsumen sebagai konsumen, psikologi personalia, sebagai analisis pekerjaan
dan tes kemampuan. Psikologi industri
untuk memberikan kesejahteraan
psikologis para pekerja, upaya pengaturan dan perancangan lingkungan kerja agar
cocok dengan kapasitas dan keterbatasan manusia, berkat psikologi SDM atau
Rekayasa Manusia.
B.
SARAN-SARAN
Di era globalisasi ini, diharapkan
masyarakat Indonesia dapat memaksimalkan penggunaan ilmu psikologi mengingat banyaknya
manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan ilmu psikologi, baik untuk pola pikir, pola perilaku, serta
pola kehidupan pribadi maupun di lingkungan masyarakat.
Daftar
Pustaka
Ahmadi,
Abu, Psikologi Sosial, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002
Supardan,
Dadang dan Hamid Hasan, Pengantar Ilmu
Sosial, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.
Walgito,
Bimo, Pengantar Psikologi Umum,
Yogyakarta: Andi Offset, 2004.
http://google.com/
2 November 2010/ 14.36 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar