KEKUATAN DAN
GERAK SEJARAH
A.
KEKUATAN
SEJARAH
Carl G. Gustavson dlam A Preface of History mengidentifikasikan enam kekuatan
sejarah, yaitu:
1.
Ekonomi
Dari sejarah dunia kita belajar
bahwa eksplorasi Eropa ke Dunia Timur ialah karena alasan ekonomi. Pada zaman Orde baru, berdirinya organisasi
pengusaha juga dimaksudkan untuk meningkatkan ekonomi anggota dan bargaining
power. Dalam ekonomi internasional ada
OPEC dan ada kerjasama regoional APEC.
Dapat disimpulkan bahwa faktor ekonomi merupakan salah satu faktor
penyebab lahirnya sejarah
.
.
2.
Agama
Gerakan-gerakan tarekat di Aceh
pada awal abad ke-17, adalah semata-mata karena alasan agama. Demikian juga mata rantai gerakan tarekat di
Indonesia sampai sekarang, yang tidak lepas dari motif agama. Penyebaran Islam di Jawa mula-mula adalah
gerakan keagamaan sebelum menjadi gerakan sosial, kultural dan politik. Pada zaman pergerakan nasional, gerakan yang
khusus keagamaan diantaranya Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama. Hal ini menunjukkan bahwa agama ikut
berpartisipasi dalam terbentuknya sejarah.
3.
Institusi
Dalam sejarah Indonesia, institusi,
terutama negara juga merupakan kekuatan yang menggerakkan sejarah. Untuk
menguasai ekonomi, institusi politik merupakan cara yang efektif. Dalam pergerakan nasional, partai-partai
politik didirikan untuk mempermudah penyebaran, pengorganisasian dan pencapaian
cita-cita.
4.
Teknologi
Dengan datangnya teknologi baru
dengan mesin-mesin, mengubah pola hidup manusia yang pada awalnya menggunakan
alat-alat tradisional, menjadi beralih menggunakan mesin-mesin berteknologi
tinggi. Secara diam-diam, teknologi
telah mengubah kehidupan manusia.
5.
Ideologi
Pada awal abad ke-20 pemikiran
tentang kemajuan menjadi penggerak utama untuk meninggalkan pandangan
tradisional serta gerakan antiadat.
Gerakan nasionalisme merupakan ideologi yang melahirkan banyak lembaga
politik. Pancasila yang merupakan common
denominator bagi seluruh bangsa Indonesia adalah ideologi yang telah menjadi
persetujuan bersama, juga merupakan kekuatan sejarah. Telah dibuktikan sepanjang sejarah Indonesia
bahwa ia merupakan ideologi yang efektif.
6.
Militer
Peran yang diambil tentara bangsa
Indonesia dalam Proklamasi sangat besar.
Peran tentara sangat penting, terutama dengan keberhasilannya dalam
memadamkan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi dimasyarakat. Tentara juga
merupakan kekuatan riil dan kekuatan sejarah yang harus diperhitungkan. Berdirinya orde baru di Indonesia juga tak
bisa dipisahkan dari peranan militer. Andil militer cukup besar dalam
terciptanya sejarah-sejarah.
.
Kita masih dapat menambahkan:
1.
Individu
Para Nabi, filsuf, pendiri mazhab,
pendiri sekte, dan pemikir adalah individu yang mengubah sejarah. Catatan dalam babad, hikayat, tambo dan
dongeng menunjukkan pentingnya individu.
Individu sebagai kekuatan sejarah lebih tampak lagi dalam kegiatan
kreatif. Selain biografi, dapat pula
ditulis psikohistori atau prosopografi (biografi kolektif) tentang orang
penting.
2.
Seks
Dahulu, orang memahami perbedaan
pria dan wanita lebih pada perbedaan biologis yang tak berubah, namun sekarang
sudah digantikan dengan konsep gender yang menitikberatkan perbedaan pria dan
wanita dalam pandangan sosial budaya yang bisa berubah. Seks menjadi pendorong lahirnya pelayanan,
seperti majalah dan tabloid khusus wanita.
Sebagai akibatnya, akhir-akhir ini muncul kecenderungan unisex pada
masyarakat.
3.
Umur
Masyarakat tradisional mengenal
kelompok umur yang dibedakan dalam berbagai fungsi. Cara membesarkan anak berbeda sesuai tempat,
daerah, agama, adat, kelompok sosial, perkembangan dan pengaruh luar. Dengan tidak sadar, ternyata umur menentukan
perkembangan dunia bisnis/usaha. Umur
juga berpengaruh pada dunia politik, agama serta budaya.
4.
Golongan
Kata “golongan” dipakai untuk
menggantikan social class yang dipersangkakan orang sebagai milik khas kaum
Marxis, padalah itu adalah konsep umum yang banyak dipakai dalam
sosiologi. Munculnya golongan-golongan
tertentu, seperti golongan pemuda, mahasiswa, pelajar, buruh dan tani, serta
priyayi menjadi salah satu penyebab lahirnya sejarah.
5.
Etnisitas
dan ras
Etnisitas dan ras menduduki peran
penting dalam pertumbuhan kota tradisional.
Kota-kota yang menjadi tujuan migrasi, sejarah kotanya sangat erat
kaitannya dengan dinamika etnisitas masing-masing. Di kota-kota besar di Indonesia, sering
terjadi konflik yang disebabkan oleh persoalan etnisitas dan ras. Peristiwa itu masih terjadi sekarang,
meskipun hal itu dianggap sebagai pelanggaran SARA.
6.
Mitos
Mitos sebenarnya menjadi bagian
budaya. Untuk Indonesia, mitos
benar-benar menjadi kekuatan sejarah.
Kebanyakan mitos Indonesia menceritakan masa lalu. Tetapi ada mitos baru, seperti mitos tentang
peranan laut, bangsa, Negara, partai, ideology.
Mitos yang cukup populer di
kalangan masyarakat adalah mitos mengenai Ratu Adil.
7.
Budaya
Periodesasi sejarah Eropa sampai
abad ke-19 banyak dipengaruhi pertimbangan budaya. Budaya-budaya Eropa sangat mempengaruhi
perkembangan budaya yang ada di Indonesia.
Pengaruh budaya Eropa tidak hanya berhenti dalam cara berpikir, tetapi
juga cara merasa dan bekerja. Di
Indonesia, sekarang sedang berlangsung persaingan kebudayaan: nasional dan
internasional, modern dan tradisional, nasional dan lokal, pusat dan daerah
semuanya dengan perangkat masing-masing.
Kadang-kadang kekuatan sejarah itu
berjalan sendiri, kadang-kadang terjadi secara bersamaan. Sebuah revolusi terjadi bila
kekuatan-kekuatan sejarah bergabung.
B.
GERAK
SEJARAH
1.
Motor
Penggerak Sejarah
Adapun yang dapat diaggap sebagai
motor penggerak dalam sejarah manusia ialah:
a.
Manusia
Manusia bertanggung jawab atas
kesinambungan dan perubahan sejarah.
Manusia menentukan jalannya peristiwa-peristiwa. Akan tetapi selain menentukan dengan adanya
tenaga dan kemauan yang ada di dalam dirinya, manusia juga ditentukan oleh
tenaga-tenaga yang berada di luar dirinya sendiri.
b.
Geografi
Bumi yang merupakan dunia fisik dimana
manusia hidup dan sejarah berlangsung.
Peranan manusia dipengaruhi dan dibatasi oleh dunia fisik yang berada di
luar dirinya seperti faktor-faktor geografi, iklim, tanah, dan sumber dasya
alam. Sebagai bagian dari dunia fisik,
manusia mempunyai garis-garis keturunan yang disebut ras.
c.
Kebudayaan
Manusia sebagai makhluk sosial dipengaruhi
oleh masyarakat dimana ia hidup: iklim intelektual, kehidupan ekonomi, sikap
moral dan agama. Jadi intra-aksi manusia
dalam ruang lingkup sosial budaya tertentu cukup mempunyai dampak yang perlu
diperhatikan.
d.
Supranatural
Bagi manusia yang percaya bahwa anusia
adalah makhluk Tuhan, dimana asal-usul dan tujuannya ditentukan oleh-Nya, maka
Tuhan mempunyai kepentingan di dunia ni pada manusia dan kegiatannya.
2.
Determinisme
dan Free Determination
Determinisme
adalah suatu paham yang menganggap semua kejadian atau tindakan manusia
merupakan konsekuensidari kejadian dari luar atau dipengaruhi faktor luar.
Free
Determination (keputusan bebas), artinya manusia bebas menentukan dan mengambil
keputusan atau bebas menentukan jalannya sejarah. Bentuk-bentuk penafsiran deterministik
adalah:
a.
Determinisme Rasial
Adanya teori
“Survival of the fittest” (teori seleksi alam: yang bertahan hidup adalah yang
bias menyesuaikan dengan alam) dalam sejarah masyarakat dan bangsa. Teori tersebut dikemukakan oleh Darwin. Persaingan antaraa individu, perusahaan,
bangsa, menjamin berlangsungnya survival of the fittest, yaiut untuk
menyingkirkan yang “tidak kuat”, kecuali jika dihambat oleh faktor-faktor
buatan tertentu pada proses “seleksi alam”.
b.
Interpretasi Geografi
Para sejarawan
melihat dari segi fisik sebagai pembuat sejarah, sehingga mengecilkan peranan
manusia. Mereka mencari kunci sejarah
dalam lingkungan fisik seperti faktor-faktor geografis seperti iklim, tanah,
distribusi flora dan fauna, sumber daya alam, yang dianggap sebagai pengontrol
sejarah.
c.
Interpretasi Ekonomi
Filsafat sejarah
lain juga deterministic adalah cara produksi dalam kehidupan ekonomi suatu
bangsa menentukan karakter umum sejarah bangsa.
Segal aide, pandangan politik dan lembaga, teori-teori sosial dan
nilai-nilai moral ditentukan oleh kondisi-kondisi ekonomi masyarakat itu, dalam
metode memenuhi kebutuhan hidup, dalam cara produksinya.
Kelemahan utama dari penafsiran determinisme rasial,
geografi, dan ekonomis adalah mengurangi peranan manusia sebagai pelaku sejarah
yang memiliki free will dan free determination.
d.
Penafsiran (Teori) “Orang Besar”
Yang
dimaksud dengan tokoh-tokoh besar
misalnya para negarawan, kaisar, raja, panglima perang, jenderal dan para nabi.
e.
Penafsiran Spiritual (Idealistik)
Penafsiran
ini erat hubungannya dengan peran jiwa (spirit, soul) ide (cita-cita) manusia
dalam perkembangan sejarah.
f.
Penafsiran Ilmu dan Teknologi
Penafsiran
ini mencoba melihat kemajuan manusia mempunyai hubungan langsung denga kemajuan
ilmu alam dan teknologi. Sehingga
menentukan kehidupan dan kegiatan ekonomi manusia.
g.
Penafsiran Sosiologis
Penafsiran
ini melihat asal-usul, struktur dan kegiatan masyarakat manusia dalam
interaksinya dengan lingkungan fisik yang bersama-sama maju dalam suatu proses
evolusi.
h.
Penafsiran Sintetis
Menggabungkan
semua faktor atau tenaga yang menjadi penggerak sejarah. Tidak ada satu “sebab tunggal” yang cukup
untuk menjelaskan semua fase dan periode perkembangan sejarah.
3.
Pola
Gerak Sejarah
Ada
empat pola gerak sejarah, yaitu:
a.
Pola siklus (pola
lingkaran), yaitu setiap kejadian/peristiwa akan terjadi lagi atau terulang
kembali, sehingga kejadian itu tidak ada ujung dan pangkalnya.
Yang menganut pola siklus ini adalah zaman sejarah
pra modern, meliputi agama Hindu, Budha, Kristen dan Islam.
Pola ini dianut pula pada zaman Modern, yang
dikemukaan oleh:
1)
Arnold Joseph Toynbee (1889-1975)
2)
Oswald Spengler (1880-1936)
3)
P. Sorokin (1889)
4)
Orang Jawa
b.
Pola evolusi ini berprinsip bahwa
manusia bergerak kearah kemajuan, tetapi proses kemajuan ini berjalan
pelan-pelan. Karena dalam perkembangannya
manusia dibatasi oleh keadaan alam, sehingga dia harus melakukan adaptasi.
Pola
ini dianut pada saat gerak revolusi pada zaman Era Modern.
c.
Pola progress ini
berprinsip sama dengan pola evolusi, namun berbeda secara frontal dalam
memandang suatu esensi. Tokoh pola ini
adalah Karl Marx, Marx berkeyakinan bahwa yang esensi dalam hidup in adalah
materi (ekonomi). Bahwa kehidupan
manusia dikuasai oleh kepentingan ekonomis.
Pola
ini dianut pada saat gerak progress (radikal) pada zaman Era Modern
d.
Pola ini dinamakan pola siklus berbentuk
spiral, artinya selalu ada perulangan kembali tetapi tidak kembali ke titik
awal, melainkan ke titik yang lebih tinggi sehingga seluruhnya merupakan gerak ke
arah kemajuan
Pola ini dikemukakan oleh G.B. Vico, dan
dianut pada zaman Modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar