MAKALAH
MATA
KULIAH KEPEMIMPINAN
TEORI MOTIVASI DAN
TINDAKAN KEPEMIMPINAN
MODEL TEORI ISI ATAU TEORI
KEPUASAN
Disusun
Oleh:
Nunung Khusnul Khotimah (10402241001)
PROGRAM
STUDI
PENDIDIKAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat,
dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan mata kuliah Kepemimpinan tanpa ada
halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya
bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak
lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyusun laporan ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan, demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis mohon maaf apabila
dalam laporan ini banyak kesalahan. Semoga bermanfaat bagi penulis sendiri dan
bagi pembaca.
Yogyakarta,
Juli 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. . Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................... 2
BAB
II PEMBASAHAN
A.
Motivasi......................................................................................... 3
B.
Teori Motivasi................................................................................ 5
C.
Teori Isi dan Teori Proses.............................................................. 5
D.
Macam-macam Teori Isi atauTeori Kepuasan................................ 6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................... 15
B.
Saran-Saran...................................................................................
15
Daftar Pustaka................................................................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tugas
umum seorang pemimpin adalah memberikan pengarahan atau bimbingan. Kegiatan pengarahan meliputi: (1) motivasi,
(2) kepemimpinan, (3) kekuasaan, (4) pengambilan keputusan, (5) komunikasi, (6)
koordinasi, (7) negosiasi, (8) manajemen konflik, (9) perubahan organisasi,
(10) keterampilan interpersonal, (11) membangun kepercayaan, (12) penilaian
kinerja dan (13) kepuasan kerja. (Husaini Usman, 243:2008).
Motivasi
merupakan salah satu alat atasan agar bawahan mau bekerja keras dan bekerja
cerdas sesuai dengan yang diharapkan. Selain
itu, baik pemimpin maupun bawhan masing-masing memiliki motivasi dalam berbuat
sesuatu yang mungkin berbeda atau sama.
Apabila terdapat keserasian motivasi antar kedua belah pihak, berarti
telah terbuka peluang bagi terwujudnya penyesuaian, antara pemimpin dengan
orang yang dipimpinnya, yang tentu saja hal ini akan memudahkan dalam
perjalanan mencapai tujuan yang akan dicapai. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
kegiatan pengarahan berupa motivasi merupakan hal penting dalam sebuah
organisasi atau perusahaan.
Untuk
menggerakkan atau mempengaruhi orang lain agar melakukan suatu kegiatan, maka
pemimpin tidak dapat mengabaikan masalah motivasi. Pengetahuan tentang pola motivasi akan
membantu pemimpin dalam memahami sikap kerja pegawai masing-masing. Manajer dapat memotivasi pegawainya dengan
cara berbeda-beda sesuai dengan pola masing-masing yang paling menonjol.
Jika
seseorang berhasil mencapai motivasinya, maka yang bersangkutan akan cenderung
untuk terus termotivasi. Sebaliknya,
jika sesorang sering gagal mewujudkan motivasinya, maka yang bersangkutan
mungkin tetap ulet terus berusaha dan berdoa sampai motivasinya tercapai atau
justru menjadi putus asa (frustasi). (Husaini Usman, 244:2008). Dikarenakan pentingnya peran motivasi dalam
perusahaan seperti yang telah dipaparkan di atas, maka dalam makalah ini akan
membahas lebih mendalam mengenai teori motivasi dan tindakan kepemimpinan model
teori isi atau kepuasan teori.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Motivasi dan hal-hal yang berkaitan dengan motivasi?
2.
Apa
definisi dari teori motivasi?
3.
Apa yang
dimaksud dengan teori isi atau teori kepuasan?
4.
Teori apa
saja yang termasuk dalam teori isi atau teori kepuasan?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui definisi dan hal-hal yang berkaitan dengan motivasi
2.
Mengetahui manfaat dari teori motivasi
3.
Memahami
arti dari teori isi atau teori kepuasan
4.
Mengetahui
teori apa saja yang masuk dalam teori isi atau teori kepuasan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Motivasi
Istilah motivasi. Motivasi dari bahasa
latin motivation yang berasal dari
kata latin movere yang berarti
menggerakkan (to move).
Definisi
motivasi menurut para ahli:
1.
T. Hani Handoko, motivasi
adalah keadaan pribadi
seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
2.
H. Hadari Nawawi,motivasi
adalah suatu keadaan yang
mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan
yang berlangsung secara sadar.
3.
Chung dan Megginson,
motivasi adalah tingkat usaha yang
dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan dengan
kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan”.berubungan dengan lingkungan kerja. (http://adeirmasuryani.wordpress.com)
4.
Woolfolk mendefenisikan motivasi sebagai sesuatu yang memberi energi dan mengarahkan
prilaku.
5.
Arends mengatakan bahwa motivasi biasanya didefenisikan sebagai proses yang
merangsang prilaku kita atau yang menggerakan kita untuk bertindak. Itulah yang
membuat kita bertindak dengan cara kita.
6.
Graham dan
Weiner, mengatakan bahwa motivasi adalah kajian
mengenai mengapa orang berpikir dan bersikap sebagaimana mereka bertindak.
7.
Elliott, mendefinisikan motivasi adalah keadaan internal yang
menggerakan kita untuk bertindak, mendorong kita kedalam tujuan tertentu, dan
membuat kita beraktivitas.
8.
Anarso mengemukakan bahwa
motivasi adalah suatu modal dalam menggerakkan dan menggerakan para karyawan
agar dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dalam mencapai sasaran dengan
penuh kesadaran, bergairah, dan tanggung jawab.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental
yang mendorong dilakukan suatu dorongan dan memberikan kekuatan yang mengarah
pada pencapaian kebutuhan, memberikan kepuasan atau mengurangi
ketidakseimbangan.
Konsep motivasi yang
dijelaskan oleh Suwanto adalah
sebagai berikut:
1.
Model Tradisional
Untuk
memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan sistem insentif
dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi.
2.
Model Hubungan Manusia
Untuk
memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan mengakui
kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
3.
Model Sumber Daya Manusia
Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan
hanya uang atau barang tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang
berarti. (http://makalahdanskripsi.blogspot.com/)
Jenis-jenis motivasi:
1.
Motivasi Intrinsik
Motivasi ini adalah kondisi yang mencorong terjadinya suatu
perbuatan/kegiatan yang berada di dalam kegiatan itu sendiri. Kondisi ini berbentuk kesadaran mengenai arti
dan manfaat suatu perbuatan/kegiantan.
Bentuk dari motivasi ini adalah motivasi mengabdi, beramal dan berbuat
kebaikan, berprestasi karena tanggung jawab, menyalurkan dan mengembangkan
bakat,dan lain-lain yang sifatnya tidak mengharapkan pamrih material atau
non-material.
2.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ini adalah kondisi kondisi yang mendorong terjadinya suatu
perbuatan/kegiatan yang berada di luar kegiatan itu sendiri. Kondisi tersebut merupakan faktor luar yang
sudah ada atau yang sengaja diadakan dalam kaitannya dengan kebutuhan dan
kepribadian, yang mendasari keyakinan dan menimbulkan kemauan utnuk melakukan
kegiatan yang dipandang paling tepat atau terbaik. Bentuk dari motivasi ini adalah hadiah,
insentif, pujian, sanksi, hukuman. (Hadari Nawawi, 49:2006)
B.
Teori Motivasi
Teori motivasi dapat
digambarkan sebagai berikut:
Isi (content) fokus apa penyebab perilaku
|
||
terjadi dan berhenti?
|
||
Contoh: Teori maslow, Murray, Alderfer,
|
||
McGregor, Herberg, dan McClelland
|
||
Teori motivasi
|
||
Proses fokus bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan?
|
||
Contoh: teori harapan, pembentukan perilaku,
Porter-Lawler, dan teori keadilan
|
Manfaat
teori motivasi bagi pemimpin adalah untuk
meningkatkan kinerja (performance) bawahannya karena kinerja tergantung dari
motivasi, kemampuan dan lingkungannya. Kinerja (K)= fungsi dari motivasi (m),
kemampuan (k), dan lingkungan (l) atau K=fm, k,l. (Husaini Usman,
244:2008).
C.
Teori Isi dan Teori Proses
1.
Teori Isi (Content
Theories)
Teori isi memusatkan perhatiannya pada pertanyaan, “apa penyebab perilaku
terjadi dan berhenti”. Jawabannya
terpusat pada:
a)
Kebutuhan,
keinginan atau dorongan yang memacu untuk melakukan kegiatan
b)
Hubungan karyawan
dengan faktor-faktor eksternal dan internal yang menyebabkan mereka melakukan
kegiatan.
Dasar teori kepuasan atau teori isi adalah faktor-faktor
kebutuhan dan kepuasan individual sehingga mereka mau melakukan aktivitas,bisa
dikatakan mengacu kepada diri seseorang, teori ini mencoba mencari tahu tentang
kebutuhan apa yang dapat memuaskan dan mendorong semangat kerja seseorang.
Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri seseorang yang
dapat menguatkan (energizer),
mengarahkan (direct), mendukung (sustain) dan menghentikan (stop) perilaku seseorang. Model teori isi (dari Stoner) dapat digambarkan
sebagai berikut:
Kebutuhan
|
Dorongan
|
Kegiatan
|
||
Kepuasan
|
2.
Teori Proses (Process theories)
Teori proses memusatkan perhatian pada bagaimana perilaku dimulai dan
dilaksanakan. Teori ini menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku
seseorang dapat dikuatkan, diarahkan, didukung dan dihentikan.
D.
Macam-macam Teori Isi atau TeoriKepuasan
Teori-teori kepuasan yang sangat dikenal antara lain:
1.
Hierarki Kebutuhan Maslow
Maslow mendasarkan
konsep hirarki kebutuhan pada dua prinsip, yang pertama adalah bahwa kebutuhan
manusia dapat disusun dalam suatu hirarki dari kebutuhan yang terendah sampai
yang tertinggi; kedua, suatu kebutuhan yang telah terpuaskan berhenti menjadi
motivator utama dari perilaku.
Inti teori Maslow ialah bahwa
kebutuhan manusia tersusun dalam satu hirarki, yaitu:
a.
Kebutuhan fisiologis, akan minum,
makan, tempat tinggal, dan bebas dari sakit
b.
Kebutuhan akan keamanan (safety and security), kebutuhan akan
kebebasan dari ancaman, yakni aman dari ancaman kejadian atau lingkungan
c.
Kebutuhn rasa memiliki (belonginess), sosial dan cinta,
kebutuhan akan teman, afiliasi, interaksi sesama manusia.
d.
Kebutuhan penghargaan (esteems), yaitu kebutuhan akan
penghargaan diri dan penghargaan orang lain.
e.
Kebutuhan akan realisasi diri (self-actualization), kebutuhan ini akan
memenuhi diri sendiri dengan penggunaan kemampuan maksimum, keterampilan dan
potensi diri. (M. Arifin, 34:2010)
Contoh umum
|
Contoh pada organisasi
|
|
Prestasi
|
Aktuali-
sasi diri
|
Pkrjaan yg menantang
|
Status
|
Kebutuhan
Penghargaan
|
Jabatan
|
Persahabatan
|
Kebutuhan memiliki
|
Teman di kelompok
|
Kestabilan
|
Kebutuhan keselamatan
(rasa aman)
|
Tunjangan pensium
|
Perlindungan
Pokok
|
Kebutuhan fisiologikal
|
Gaji
|
Teori hierarki kebutuhan Maslow sangat berguna untuk menjelaskan mekanisme
motivasi seseorang di dalam suatu organisasi, sedangkan kelemahan dari teori
Maslow antara lain:
a.
Sukar membuktikan
bahwa kebutuhan manusia itu mengikuti suatu hierarki
b.
Terdapat
kekuatan kebutuhan yang berbeda-beda pada setiap individu, terutama pada
tingkat kebutuhan yang lebih tinggi
c.
Timbulnya
kebutuhan pada tingkatan yang lebih tinggi bukan semata-mata disebabkan telah
terpenuhinya kebutuhan yang lebih rendah melainkan karena meningkatnya karier
atau posisi seseorang
d.
Kebutuhan
itu luwes sifatnya sehingga menetapkan suatu ukuran yang memuaskan segala
pihak.
2.
Teori Murray
Teori kebutuhan Murray (1938) berasumsi bahwa
manusia mempunyai sejumlah kebutuhan yang memotivasinya untuk berbuat. Kebutuhan
manusia menurut Murray yaitu 1) pencapaian hasil kerja, 2) afiliasi, 3) agresi, 4) otonomi, 5) pamer, 6) kata
hati, 7) memelihara hubungan baik, 8) memerintah (berkuasa), 9) kekuatan dan
10) pengertian .
3.
Teori Alderfer (ERG)
Sepaham dengan
Maslow, Alderfer mengatakan bahwa setiap orang memang mempunyai kebutuhan yang
tersusun dalam satu hirarki, tetapi kebutuhan hanya meliputi tiga peringkat.
Tiga peringkat kebutuhan tersebut adalah:
a.
Eksistensi (existency): adalah kebutuhan yang
dipuaskan oleh faktor makanan, air, udara, upah dan kondisi kerja.
b.
Hubungan (relatedness): adalah kebutuhan yang
dipuaskan oleh hubungan sosial dan hubungan antar pribadi yang bermanfaat.
c.
Pertumbuhan (growth): adalah kebutuhan di mana individu
merasa puas dengan membuat suatu kontribusi yang kreatif dan produktif.
Teori ini
menyatakan ada tiga kelompok dengan kebutuhan inti yang berlainan, yaitu
existence, relatedness dan growth. Kelompok existence memperhatikan pada
terpenuhinya kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisik, dan kebutuhan akan
keamanan. Kelompok relatedness memperhatikan pada terpenuhinya kebutuhan sosial
dan kebutuhan penghargaan eksternal. Kelompok growth mempertahankan pada
terpenuhinya kebutuhan penghargaan internal dan kebuhan akan aktualisasi diri.
Alderfer menyatakan bahwa:
a.
Bila kebutuhan akan eksistensi tidak terpenuhi, pengaruhnya
mungkin kuat, namun kategori-kategori kebutuhan lainnya mungkin masih penting
dalam mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan.
b.
Meskipun suatu kebutuhan terpenenuhi, kebutuhan dapat
berlangsung terus sebagai pengaruh kuat dalam keputusan.
Jadi secara umum mekanisme kebutuhan dapat dikatakan sebagai berikut:
Frustration – Regression
Jadi secara umum mekanisme kebutuhan dapat dikatakan sebagai berikut:
Frustration – Regression
Satisfaction – Progression (http://26-dyash.blogspot.com)
Dua perbedaan
antara teori kebutuhan Maslow dan teori ERG. Teori kebutuhan Maslow menyatakan
bahwa kebutuhan terpenuhi secara bertingkat, sedangkan teori ERG dapat dipenuhi
secara bersamaan. Dalam teori Maslow, apabila pemenuhan kebutuhan telah
terjadi, maka individu akan memenuhi kebutuhan sesudahnya yang lebih tinggi,
namun dalam teori ERG, apabila pemenuhan kebutuhan telah terjadi, maka motivasi
akan melemah dan individu akan berusaha memenuhi kebutuhan yang sebelumnya. (http://dr-suparyanto.blogspot.com)
4.
Teori X dan Y dari McGregor
Teori X dan Y
dikembangkan oleh McGregor atas dasar karakteristik manusia merupakan anggota
organisasi dalam hubungannya dengan penampilan organisasi secara keseluruhan
dan penampilan individu dalam melaksanakan tugas-tugasnya. (Husaini
Usman,255:2008) Berikut ini tabel teori X dan Y:
Manusia
Tipe X
|
Manusia
Tipe Y
|
1. Malas belajar atau bekerja (pasif)
|
1. Rajin belajar atau bekerja (aktif). Bekerja
adalah bermain sehingga menyenangkan
|
2. Mau bekerja kalau diperintah, diancam atau
dipaksa
|
2. Bekerja atas kesadaran sendiri, kurang
senang diawasi dan kreatif dalam memecahkan masalah
|
3. Senang menghindar dari tanggung jawab
|
3. Bertanggung jawab
|
4. Tidak berambisi dan cukup menjadi anak buah
saja
|
4. Berambisi
|
5. Tidak mempunyai kemampuan untuk mandiri
|
5. Mampu mengendalikan dirinya sendiri mencapai
tujuan organisasinya (mandiri)
|
5.
Teori Dua Faktor Dari Herzberg
Menurut Herzberg
ada dua kelompok faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang dalam
organisasi, yaitu faktor penyebab kepuasan kerja (job satisfiers) dan faktor
penyebab ketidakpuasan kerja (job dissatisfiers). Satisfiers disebut dengan
istilah motivators dan dissatisfiers disebut dengan istilah hygiene factors.
Faktor hygiene
mencegah merosotnya semangat kerja atau efisiensi, dan meskipun faktor ini
tidak dapat memotivasi, tetapi dapat menimbulkan ketidak-puasan kerja. Faktor
hygiene bersifat ekstrinsik karena berasal dari luar diri individu. Faktor ini
disebut hygiene karena apabila faktor ini tidak terpenuhi akan timbul ketidakpuasan
dalam diri individu, namun apabila faktor ini terpenuhi belum tentu akan
menimbulkan motivasi.
Yang termasuk hygiene faktor adalah:
a.
Kebijakan
perusahaan dan administrasi (company policy and administration)
b.
Supervisi tehnik
(supervision technical)
c.
Kondisi kerja
(working condition)
d.
Hubungan antar
pribadi (interpesonal relations)
e.
Gaji (salary)
f.
Keamanan kerja dan
status (job security and status)
Faktor penyebab
kepuasan kerja (motivators) mempunyai pengaruh pendorong bagi prestasi dan
semangat kerja karyawan. Faktor motivator ini bersifat intrinsik karena berasal
dari dalam individu. Faktor ini disebut motivator karena apabila faktor ini
tidak terpenuhi, seorang individu tidak akan termotivasi (belum tentu mengalami
ketidakpuasan), sedangkan apabila faktor ini terpenuhi, maka akan timbul
motivasi.
Yang termasuk faktor motivator
adalah:
a.
Prestasi
(achievement)
b.
Pengakuan
(recognition)
c.
Kerja itu sendiri
(The work itself)
d.
Kemajuan
(advancement)
e.
Tanggung jawab
(responsibility)
Kontribusi teori
Herzberg pada motivasi adalah dia menyatakan bahwa faktor higienis secara
mutlak penting untuk mempertahankan sumberdaya organisasi dan hanya pekerjaan
menantang yang dapat memberikan peluang bagi prestasi, pengakuan, tanggung
jawab, promosi, dan pertumbuhan akan motivasi karyawan. Berikut ini tabel teori dua faktor Herzberg:
Teori
Motivasi (Intrinsik)
|
Faktor
Hygiene (Ekstrinsik)
|
1. Prestasi
|
1. Supervisi
|
2. Penghargaan
|
2. Kondisi
kerja
|
3. Pekerjaan itu sendiri
|
3. Hubungan interpersonal
|
4. Tanggung jawab
|
4. Bayaran dan keamanan
|
5. Pertumbuhan dan perkembangan
|
5. Kebijakan perusahaan
|
Kelemahan teori Herzberg:
a. Hasil
penelitian tersebut merupakan gambaran kasar yang terlalu menyederhanakan
mekanisme kerja yang menimbulkan kepuasan dan ketidakpuasan
b. Herzberg
kurang memperhatikan pengujian terhadap implikasi motivasi dan penampilan teori
tersebut.
c. Herzberg
tidak memberikan penjelasan mengapa berbagai faktor ekstrinsik dan intrinsik
akan mempengaruhi prestasi kerjaa
d. Teori
ini gagal menjelaskan mengapa berbagai faktor pekerjaan itu penting, sedangkan
dalam kenyataannya teori ini sangat menekankan pada faktor pekerjaan, sehingga
pada teori tersebut pada dasarnya dapat dikatakan teori tentang faktor-faktor
yang menetukan adanya ketidak puasan atau kepuasan kerja. (M. Arifin, 40:2010)
6.
Teori Kebutuhan Belajar dari McClelland
Mc Clelland
mengatakan ada tiga kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan berprestasi (need for
achievement) disingkat n Ach, kebutuhan
berafiliasi (need for affilitiation) disingkat n Aff,
dan kebutuhan berkuasa (need for power) n Pow.
Karakteristik
ketiga kebutuhan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Kebutuhan
berprestasi, tercermin pada keinginan seseorang mengambil tugas di mana dia
dapat bertanggung jawab secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya, dia
menentukan tujuan yang wajar dengan memperhitungkan risiko-risikonya, dia ingin
mendapatkan umpan balik atas perbuatan-perbuatannya dan dia berusaha melakukan
segala sesuatu secara kreatif dan inovatif.
b.
Kebutuhan afiliasi,
kebutuhan ini ditunjukan dengan adanya keinginan untuk bersahabat, di mana dia
lebih mementingkan aspek-aspek antar pribadi dalam bekerja, dia lebih senang
bekerjasama, senang bergaul, dia berusaha mendapatkan persetujuan dari orang lain
dan dia melaksanakan tugas-tugasnya secara lebih efektif bila bekerja dengan
orang-orang lain dalam suasana kerjasama, tetapi jika seorang atasan minta
bantuan bawahan, ini bukan tergolong motivasi afiliasi, tetapi tergolong
motivasi kekuasaan.
c.
Kebutuhan
kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh
atas orang-orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi suatu
kelompok atau organisasi. Ia akan mencoba menguasai orang lain dengan cara
mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan padanya, serta selalu
menjaga reputasi dan kedudukannya.
Seseorang
dengan motif kekuasaaan dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
1)
Personal power
Mereka yang mempunyai personal power motive yang tinggi
cenderung untuk memerintah secara langsung, dah bahkan cenderung memaksakan
kehendaknya.
2)
Institutional power
Mereka yang mempunyai institutional power motive yang
tinggi, atau sering disebut social power motive, cenderung untuk
mengorganisasikan usaha dari rekan-rekannya untuk mencapai tujuan bersama. Manajer dengan institutional power motive
yang tinggi umumnya lebih efektif dari manajer dengan individual power motive
yang besar. Power motif ini berhububgan erat dengan emotional maturity. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com)
Teori McClelland tidak mengemukakan kebutuhan tingkat rendah. Tetapi kebutuhan akan prestasi dan kekuasaan
yang dikemukakan McClelland tidak identik dengan motivator Herzberg atau
kebutuhan tingkat atas dari Maslow, tetapi ada juga beberapa kesamaan. Perbedaan utama antara teori-teori kepuasaan
adalah tekanan McClelland pada kebutuhan yang dipengaruhi dari lingkungan
sosial. Teori Maslow mengajukan sistem
klasifikasi kebutuhan dan Herzberg membahas faktor-faktor pekerjaaan intrinsik
dan ektrinsik. Teori McClelland
menghasilkan konsep-konsep antara lain:
a.
Manusia dewasa yang sehat penuh
potensi
b.
Manusia dewasa mempunyai sejumlah
motif (kebutuhan dasar) yang menyalurkan potensinya
c.
Manusia dewasa memenuhi kebutuhan
sesuai dengan kebudayaannnya
d.
Pemenuhan kebutuhan tampak pada
perilakunya, orang yang bermotif tertentu akan berperilaku tertentu
e.
Perilaku yang tampak, berbeda-beda
tergantung situasinya. (Husaini Usman, 259:2008)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Motivasi
dari bahasa latin motivation yang
berasal dari kata latin movere yang
berarti menggerakkan (to move). Motivasi
pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukan suatu dorongan dan
memberikan kekuatan yang mengarah pada pencapaian kebutuhan, memberikan
kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.
Macam-macam
teori motivasi yaitu 1) Teori isi memusatkan perhatiannya pada pertanyaan, “apa
penyebab perilaku terjadi dan berhenti. Contoh: Teori Maslow, Murray,
Alderfer, McGregor, Herberg, dan
McClelland. 2) Teori proses memusatkan
perhatian pada bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan. Contoh:
teori harapan, pembentukan perilaku, Porter-Lawler, dan teori keadilan.
B.
Saran
Mempelajari teori motivasi merupakan kewajiban
tak tertulis bagi seorang pemimpin. Hal
ini dikarenakan peranan yang besar dari motivasi dalam perusahaan atau
organisasi. Motivasi atau dorongan untuk
bekerja sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas perusaahaan atau
organisasi, yang tentu saja akan berpengaruh pada tujuan yang akan dicapai.
Selain itu, apabila pemimpin dapat
menumbuhkembangkan motivasi secara tepat, maka dapat dipastikan bawahan akan
terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin sesuai potensi yang dimilikinya
dalam melaksanakan tugasnya. Oleh sebab
itu, pemimpin harus cakap dalam hal baik teori maupun aplikasi dari motivasi di
organisasi.
Daftar
Pustaka
Arifin.
2010.kepemimpinan dan motivas kerja.
Yogyakarta: Teras.
Hadari
Nawawi dan M. Martini Hadari. 2006. Kepemimpinan
Yang Efektif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Husaini
Usman. 2008. Manajemen Teori, Praktik dan
Riset Pendidikan. Jakarta Timur: Sinar Grafika Offset.
(http://adeirmasuryani.wordpress.com/2009/03/27/definisi motivasi/html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar